Minggu, 06 Januari 2013


PENGORGANISASIAN KEPALA SEKOLAH

Kepala sekolah sebagai pengelola sekolah mempunyai peranan yang sangat strategis dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Ia diharapkan mampu meningkatkan iklim sekolah yang kondusif bagi terlaksanannya proses belajar mengajar yang efektif, dan mengaktuaklisasikan sumber daya yang ada di sekolah seoptimal mungkin dalam menunjang prose belajar mengajar. Oleh karena itu, setiap kepala sekolah harus menguasai kemampuan organizational pendidikan yang efektif.
Sebagai seorang manajer, kepala sekolah perlu melakukan pendekatan terhadap strategi global sebagai suatu tuntutan untuk dapat mengelola sebuah organisasi sekolah secara berhasil.
Memimpin sebuah organisasi sekolah yang produktif berarti mengetahui dan memahami perilaku individu di dalam organisasi sekolah tempat kerja para guru dan seluruh staf yang terlibat, dan menjadikannya sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan organisasi sekolah. Peranan utama kepala sekolah sebagai pemimpin organisasi (organizational leader)  adalah mengerahkan seluruh staf sekolah untuk bekerja sama sebagai sebuah tim dalam rangka melaksanakan program pertumbuhan dan peningkatan bagi seluruh siswa agar secara akademik berhasil. Sehubungan dengan itu, tantangan utama kepala sekolah sebagai pemimpin organisasi adalah bagaimana dia dapat memadukan antara kepentingan organisasi sekolah dan berbagai potensi, minat dan bakat para anggotanya sebagai asset demi kemajuan sekolah
Untuk mendukung kesuksesan seorang kepala sekolah dalam memimpin organisasi sekolahnya, berikut penyusun memperkenalkan secara garis besar materi pelatihan meliputi:
1.   Konsep Dasar dan Teori Organisasi.
2.   Teknik Pengorganisasian Sekolah.
3.   Kepala Sekolah sebagai Organisator.

      Pengorganisasian sekolah merupakan bagian dari dimensi kompetensi Manejerial.

Secara umum pelatihan Kepala Sekolah (SMA/SMK/MA) dalam bidang pengorganisasian ini bertujuan agar para perserta dapat meningkatkan kompetensinya dalam memimpin organisasi sekolah, atau kepala sekolah sebagai organisator. Secara khusus kompetensi-kompetensi dimaksud sebagai berikut.
1.   Menguasai konsep dasar dan teori organisasi:
2.   Menguasai teknik pengorganisasian:
3.   Menguasai kemampuan sebagai organisator:
4.   Membangun Iklim, Budaya dan Perilaku Organisasi Sekolah

1.    Menguasai konsep dasar dan teori organisasi:
a.   Memahami konsep dasar organisasi, yang menjadi landasan dalam penyusunan organisasi sekolah
b.   Mengidentifikasi unsur-unsur organisasi sekolah
c.   Menguasai kebijakan dan teori-teori dasar organisasi
d.   Memahami prinsip-prinsip dasar, fungsi, dan keuntungan organisasi
e.   Memahami teori hubungan kerja dan batas kemampuan pengawasan dalam organisasi.
2.    Menguasai teknik pengorganisasian:
a.   Memahami teknik pengorganisasian sebagai proses
b.   Memahami dasar penyusunan struktur organisasi
c.   Menerapkan langkah-langkah pengorganisasian kegiatan sekolah baik melalui ragam organisasi formal maupun informal
d.   Memahami dan menerapkan bentuk-bentuk pengorganisasian secara proporsional
e.   Mengembangkan struktur organisasi formal kelembagaan sekolah berdasarkan model struktur organisasi yang relevan
f.    Mengembangkan deskripsi tugas pokok dan fungsi setiap unit kerja yang ada di sekolah sesuai dengan pendekatan, strategi, dan proses pengorganisasian yang baik
g.   Mengembangkan standard operasional prosedur pelaksanaan tugas berdasarkan langkah-langkah operasional pengorganisasian yang baik
h.  Mengenal dan memahami bentuk struktur organisasi di lingkungan Depdiknas dan sekolah
3.    Menguasai kemampuan sebagai organisator:
a.   Memahami kecenderungan dan kebijakan pendidikan nasional dalam pengorganisasian sekolah
b.   Memahami fungsi kepala sekolah sebagai pemimpin organisasi
c.   Memahami perilaklu anggota dalam organisasi sekolah
d.   Menguasai kemampuan penempatan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan sesuai dengan prinsip-prinsip pembentukan kelompok kerja dan tim yang efektif dan tepat persebaran.
e.   Menerapkan strategi peningkatan efektivitas kelompok
f.    Melaksanakan proses pengambilan keputusan secara efektif
g.   Menerapkan model-model pengambilan keputusan dalam proses pemecahan masalah
h.  Menerapkan ketrampilan-ketrampilan dasar berkomunikasi sebagai pemimpin organisasi di sekolah.

Alokasi waktu materi pelatihan pengorganisasian sekolah bagi Kepala Sekolah adalah sebagai berikut:
POKOK-POKOK MATERI PELATIHAN
WAKTU
I.      Konsep Dasar dan Teori Organisasi
6 jam
 A.   Konsep Dasar Organisasi

 B.   Unsur-Unsur Organisasi

 C.   Teori-Teori Organisasi

 D.   Prinsip-Prinsip Organisasi

 E.   Fungsi-Fungsi Organisasi

 F.   Keuntungan-keuntungan Organisasi

 G.   Teori Hubungan dan Batas Kemampuan Pengawasan dalam Struktur Organisasi

II.     Teknik Pengorganisasian (Organizing)
14 jam
 A    Pengorganisasian sebagai Proses

 B.   Struktur Organisasi

 C.   Langkah-Langkah Pengorganisasian

 D.   Bentuk-Bentuk Organisasi

 E.   Penerapan Struktur Pengorganisasian di Depdiknas: (kelembagaan di Depdiknas, pembagian tugas dan tanggungjawab di sekolah)

III.    Kepala Sekolah sebagai Organisator
10 jam
A.   Kecenderungan dan kebijakan pengorganisasian pendidikan

B.   Kepala sekolah sebagai pemimpin organisasi

C.   Perilaku keanggotan dalam organisasi sekolah

D.   Membangun kelompok kerja dan tim dalam organisasi sekolah

E.   Strategi peningkatan efektivitas kelompok dalam struktur organisasi sekolah

F.    Proses pengambilan keputusan yang Efektif di dalam Organisasi Sekolah
G.   Model pengambilan keputusan kelompok

H.   Kemampuan berkomunikasi di dalam organisasi sekolah

 Total Waktu Pelatihan
30 jam


      Secara tentatif (dapat dikembangkan lebih lanjut oleh fasilitator pendidikan dan pelatihan)  strategi pembelajaran yang dikembangkan sebagai berikut :
1.    Perkenalan atau pengkondisian (ice breaker).
2.    Penjelasan singkat, jelas dan terarah tentang dimensi kompetensi,  kompetensi.
3.    Pretes
4.    Eksplorasi pemahaman peserta.
5.    Presentasi materi.
6.    Diskusi.
7.    Praktik (simulasi) mengelola organisasi suatu kegiatan sekolah.
8.    Diskusi kelas pembahasan hasil simulasi.
9.    Postes.
10. Penutup.
Di samping itu, fasilitator mengembangkan skenario pelatihan dengan menyusun hand-out, dan format-format kegiatan pelatihan pengorganisasian sesuai kebutuhan pada satuan pendidikan menengah, untuk diterapkan di dalam proses pembelajaran, dan tugas akhir yang harus dikerjakan di daerah masing-masing terkait dengan kemampuan dalam pengorganisasian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar