Pengorganisasian Kelas dalam proses Pembelajaran
A. Latar Belakang
Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran
yang dilaksanakannya. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat
perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi
siswanya dan memperbaiki kualitas mengajarnya.
Pengorganisasian kelas
merupakan aspek pendidikan yang sering dijadikan perhatian utama oleh
para calon guru, guru baru, bahkan guru yang telah berpengalaman
berkeinginan agar para peserta didik dapat belajar dengan optimal. Dalam
arti, guru mampu menyampaikan bahan pelajaran diserap oleh para peserta
didik dengan baik.
Penciptaan harapan seperti itu merupakan kajian
dari Pengorganisasian kelas. Sebab Pengorganisasian kelas merupakan
serangkaian perilaku guru dalam upayanya menciptakan dan memelihara
kondisi kelas yang memungkinkan para peserta didik mencapai
tujuan-tujuan belajarnya secara efesien atau memungkinkan peserta didik
belajar dengan baik.
Di kelaslah segala aspek pembelajaran bertemu
dan berproses. Guru dengan segala kemampuannya, siswa dengan segala
latar belakang dan potensinya, kurikulum dengan segala komponennya,
metode dengan pendekatannya, media dengan segala perangkatnya, materi
dengan segala sumber belajarnya bertemu dan berinteraksi di dalam kelas.
Lebih lanjut hasil pembelajaran ditentukan pula oleh apa yang terjadi
di kelas. Oleh karena itu, selayaknyalah kelas diPengorganisasian dengan
secara baik, propfesional, terus menerus dan berkelanjutan.
Untuk
sampai pada tujuan yang dimaksud diperlukan pemahaman akan hal-hal yaitu
: pengertian dan tujuan Pengorganisasian kelas ; aspek, fungsi dan
masalah Pengorganisasian kelas ; pendekatan dalam Pengorganisasian kelas
; prosedur Pengorganisasian kelas ; serta rancangan prosedur
Pengorganisasian kelas.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut :
“ Bagaimana pengaruh pengorganisasian Kelas dalam proses Pembelajaran”
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui sejauh mana peran guru dalam Pengorganisasian kelas
2. Untuk mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam Pengorganisasian kelas
BAB II
PEMBAHASAN
Pengorganisasian
kelas dapat dipandang dari dua sudut yaitu dalam arti sempit
(tradisional ) dimana kelas dilihat sebatas ruangan tempat sejumlah
murid belajar. Sedangkan dalam arti luas (modern) yaitu suatu masyarakat
kecil dari sekolah yang terorganisisr menjadi unit kerja system belajar
mengajar dengan orientasi pencapaian tujuan.
A. Faktor yang mengaruhi pengorganisasi kelas
Dalam pengertian yang kedua ini, maka ada beberapa faktor yang mempengaruhi perwujudan Pengorganisasian kelas yaitu :
a. Kurikulum
Kurikulum
kaitannya dengan Pengorganisasian kelas seperti pengertian diatas
haruslah di rancang sebagai jumlah pengalaman edukatif yang menjadi
tanggung jawab sekolah dalam membantu anak-anak mencapai tujuan
pendidikannya, yang diselenggarakan secara berencana dan terarah serta
terorganisir, karena kegiatan kelas bukan sekedar dipusatkan pada
penyampaian sejumlah materi pelajaran atau pengetahuan yang bersifat
intelektualistik, akan tetapi juga memperhatikan aspek pembentukan
pribadi, baik sebagai makhluk individual dan makhluk social maupun
sebagai makhluk yang bermoral.
Pada sekolah madrasah Ibtida’iyah,
kurikulum pada tingkat MI harus dirancangkan untuk untuk memungkinkan
diselenggarakannya kegiatan kelas dalam memenuhi kebutuhan melakukan
eksplorasi dan ekspenmentasi guna memeberikan pangalaman intelektual dan
social yang terpadu dalam rangka realisasi diri. Oleh karena itu
disamping aspek materi pengetahuan diperlukan program kelas untuk
memenuhi perbedaan minat bakat dan kemampuan murid. Program tersebut
dapat dilakukan melalui aspek-aspek kependidikan dibidang kesenian
termasuk kesejahteraan keluarga, tekhnik, olahraga, kepramukaan dan
kesehatan pada kelas-kelas terakhir sekolah menengah tingkat atas
programnya harus dirancangkan untuk membantu anak-anak mewujudkan diri
dalam memasuki masyarakat sebagai orang dewasa. Program itu antara lain
harus diarahkan untuk memeberikan keterampilan tertentu guna memasuki
lapangan kerja tingkat menengah atas disamping program untuk
memeprsiapkan para remaja agar menjadi warga Negara yang memahami dan
mampu menjalankan hak dan kewajibannya.
b. Gedung dan Sarana Kelas / Sekolah
Perencanaan
dalam membangun sebuah gedung untuk sebuah sekolah berkenaan dengan
jumlah dan luas setiap ruangan, letak dan dekorasinya yang harus
disesuaikan dengan kurikulum yang dipergunakan. Akan tetapi karena
kurikulum selalu dapat beruabh. Sedang ruangan atau gedung bersifat
permanen, maka diperlukan kreativitas dalam mengatur pendayagunaan ruang
/ gedung yang bersedia berdasarkan kurikulum yang dipergunakan. Dalam
konteks ini kepandaian guru dalam Pengorganisasian kelas sangat
dibutuhkan.
c. Guru
Hadari Nawawi menyatakan guru adalah orang
yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang bertanggung
jawab dalam memebnatu anak dalam mencapai kedewasaan masing-masing. Guru
dalam pengertian tersebut bukan sekedar berdiri didepan kelas untuk
menyampaikan materi atau pengetahuan tertentu, akan tetapi dalam
keanggotaan masyarakat yang harus aktif dan berjiwa bebas serta kreatif
dalam mengarahkan perkembangan anak didiknya untuk menjadi anggota
masyarakat sebagai orang dewasa.
Guru juga harus bias juga
menciptakan suasana dalam kelas agar terjadi interaksi belajar mengajar
yang dapat memotivasi sesuai untuk belajar dengan baik dan
sungguh-sungguh.
Berdasarkan uraian-uraian diatas jelas bahwa
jabatan guru sebagai suatu profesi tidak saja mulia, karena berhubungan
langsung dengan masalah pendewasaan anak-anak, akan tetapi juga
merupakan tugas yang cukup berat. Tugas yang mulia dan hanya dapat
diwujudkan oleh orang-orang yang memiliki kecintaan terhadap pekerjaan
mendidik.
d. Murid
Murid sebagai unsur kelas memiliki perasaan
kebersamaan (Sense Of kolektive) merupakan kondisi yang sangat penting
artinya bagi terciptanya kelas yang dinamis. Oleh karena , setiap murid
harus memiliki perasaan diterima (Sense of membershif) terhadap kelasnya
agar mampu ikut serta dalam kegiatan kelas. Perasaan inilah yang akan
menumbuhkan rasa tanggung jawab (Sense of respsibility) terhadap
kelasnya. Sikap ini akan tumbuh dengan baik apabila dilakukan
tindakan-tindakan Pengorganisasian kelas sebagai berikut :
1)
Setiap murid dilibatkan dalam proses perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan kelas, guru hanya sekedar memberi petunjuk dan bimbingan agar
program atau kegiatannya sejalan dengan kurikulum.
2) Murid diberi kesempatan dalam pembagian tugas-tugas untuk kepentingan kelas.
3)
Bila guru atau wali kelas berhalangan, bagi dan serahkanlah
kepercayaan berupa tanggung jawab mengatur rumah tangga dan disiplin
kealas diantar murid.
4) Motivasi agar setiap murid selalu
bersedia mengatur kelasnya melalui kegiatan rutin, misalnya membersihkan
kelas, papan tulis dan lain-lain.
5) Kembangkanlah kesediaan bekerjasama dalam setiap kegiatan.
6) Susunlah bersama murid tata tertib dan disiplin kelas serta bentuklah pengurus kelas yang bekerja selama 1 tahun ajaran.
7)
Doronglah agar murid secara terus menerus ikut memikirkan kegiatan
kelas dan berani mengusulkannya untuk dilaksanakan bersama didalam atau
diluar kelas.
e. Diamika kelas
Kelas adalah kelompok sosial
yang dinamis yang harus dipergunakan oleh setiap wali atau guru kelas
untuk kepentingan murid dalam proses kependidikannya. Dinamika kelas
pada dasarnya berarti kondisi kelas yang diliputi dorongan untuk aktif
secara terarah yang dikembangkan melalui kretifitas dan inisiatif murid
sebagai suatu kelompok, untuk itu setiap wali atau guru kelas harus
berusaha menyalurkan berbagai saran, pendapat, gagasan, keterampilan,
potensi dan energi yang dimiliki murid menjadi kegiatan-kegiatan yang
berguna. Dengan demikian kelas tidak akan berlangsung secara statis,
rutin dan membosankan.
Dinamika kelas ini dipengaruhiberbagai komponen yang sangat disiyaratkan dalam Pengorganisasian kelas yaitu :
1) Kegiatan administrasi manajemen
a) Perencanaan kelas
Kurikulum
sebagai program umum harus diterjemahkan menjadi program-program yang
kongkrit dengan mengkaitkannya menurut waktu yang tersedia, yang dapat
berbentuk program tahunan, program semester atau caturwulan, program
bulanan, program mingguan dan bahkan mungkin pula berupa program harian
b) Pengorganisasian kelas
Program
kelas sebagai rencana kerja harus bersifat program kelas sebagai
rencana kerja harus bersifat realistis dalam arti benar-benar dapat
dilaksanakan dan dengan tujuan yang realistis pula dalam arti
benar-benar dapat diwujudkan.
c) Pengarahan kelas
Setelah
program dan organisasi disusun, selanjutnya kegiatan dilaksanakan.
Pelaksanaan kegiatan itu harus diusahan untuk tidak menyimpang dari
rencana atau program yang sudah disesun.
d) Koordinasi kelas
Kordinasi
kelas diwujudkan dengan menciptakan kerjasama yang didasari saling
pengertian akan tugas dan peranan masing-masing.kordinasi yang efektif
memungkinkan setiap personal menyampaikan saran-saran dan
pendapat-pendapat dan gagasan-gagasan baik dalam bidang kerjaannya
sendiri maupun kerjaan orang lain.
e) Komunikasi kelas
Komunikasi
antar personal dikelas dapat berlangsung secara formal didalam rapat
atau musyawarah dan diskusi-diskusi dan dapat pula diwujudkan secara
informal (hubungan pribadi) dalam setiap kesempatan didalam dan siluar
kelas atau sekolah.
f) Kontrol kelas
Dalam bentuk kongkrit
control dilakuakn terhadap realisasi jadwal pengajaran, disiplin guru
dan disiplin murid, pelaksanaan tugas murid, partisipasi tiap personal
dalam programkelas dan lain-lain.
2) Penataan ruang dan alat pengajaran
a) Pengaturan ruang belajar
dalam pengaturan ruang belajar, hal-hal berikut perlu diperhatikan :
1. Ukuran dan bentuk kelas
2. Bentuk serta ukuran bangu dan meja siswa
3. Jumlah siswa didalam kelas
4. Jumlah siswa didalam setiap kelompok
5. Jumlah kelompok didalam kelas
6. Komposisi siswa dalam kelompok (seperti : siswa pandai dengan siswa kurang pandai. Pria dengan wanita).
7.
Besarnya runagan kelas tergantung pada jenis kegiatan dan jumlah siswa
yang tergantung pada jenis kegiatan dan jumlah siswa yang melakukan
kegiatan. Jika ruangan tersebut memepergunakan hiasan, pakailah
hiasan-hiasan yang mempunyai nilai pendidikan.
b) Pengaturan tempat duduk
Berdasarkan pengaturan tempat duduk diantaranya :
1. Berbasis sejajar
2. Pengelompokan yang terdiri atas 8 – 10 orang
3. Setengah lingkaran seperti dalam teater
4. Berbentuk lingkaran
5. Individual yang biasanya terlihat diruang baca atau perpustakaan
6. Adanya dan tersedianya ruang yang sifatnya bebas di kelas disamping bangku tempat duduk diatur.
c) Ventilasi dan pengaturan cahaya
Suhu,
vebtilasi dan penerangan (kendati guru sulit mengatur karena sudah ada)
adalah asset penting untuk terciptanya suasana belajar yang nyaman.
Oleh karena itu ventilasi harus cukup menjamin kebebasan siswa.
d) Pengaturan penyimpanan barang
Menurut
Suhaenah Suparno seperti yang dikutip oleh Abdul Majid mengemukakan
kriteriayang hrus dipenuhi ketika melakukan penataan fasilitas ruang
kelas sebagai berikut :
1) Penataan ruangan dianggap baik apabila
menunjang efektifitas proses pembelajaran yang salah satu petunjuknya
adalah bahwa anak-anak belajar dengan aktif dan dapat mengelola kelas
dengan baik.
2) Penataan tersebut bersifat felksibel (luwes)
sehingga perubahan dari satu tujuan ke tujuan yang lain dapat dilakukan
dengan sedemikian rupa sehingga sesuai dengan sifat kegiatan yang
dituntut oleh tujuan yang yang akan dicapai pada waktu itu.
3)
Ketika anak belajar tentang suatu konsep, maka ada fasilitas-fasilitas
yang yang dapat memeberikan bantuan untuk memperjelas konsep-konsep
tersebut.
4) Penataan ruang dan fasilitas yang ada dikelas harus
mampu membentu siswa meningkatkan motivasi siswa untuk belajar sehingga
mereka merasa senang dalam belajar.
3) Kedisiplinan kelas
Dalam
arti luas disiplin mencakup setiap macam pengaruh yang ditunjukkan
untuk membantu peserta didik agar dapat memahami dan menyesuaikan diri
dengan tuntutan lingkungannya dan juga penting tentang cara
menyelesaikan tuntutan yang mungkin ingin ditujukan peserta didik
terhadap lingkungannya. Suatu keuntungan lain dari disiplin adalah
peserta didik hidup dengan pembiasaan yang baik positif dan bermanfaat
bagi dirinya dan lingkungannya.
Disekolah disiplin banyak digunakan
untuk mengontrol tingkah laku peserta didik yang dikehendaki agar
tugas-tugas disekolah dapat berjalan dengan optimal.
B. Aspek, Fungsi dan Masalah Organisasi Kelas
Pengorganisasian
kelas merupakan keterampilan yang harus dimiliki guru dalam memutuskan,
memahami, mendiaknosis dan kemampuan bertindak menuju perbaikan suasana
kelas terhadap aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam organisasi
kelas adalah sifat kelas, pendorong kekuatan kelas, situasi kelas,
tindakan seleksi dan kreatif ( Lois V.Johnson dan Mary A.Bany, 1970 ).
Organisasi
kelas selain memberi makna penting bagi tercipta dan terpeliharanya
kondisi kelas yang optimal, Pengorganisasian kelas berfungsi :
1.
Memberi dan melengkapi fasilitas untuk segala macam tugas seperti :
membantu kelompok dalam pembagian tugas, membantu pembentukan kelompok,
membantu kerjasama dalam menemukan tujuan-tujuan organisasi, membantu
individu agar dapat bekerjasama dengan kelompok atau kelas, membantu
prosedur kerja, merubah kondisi kelas.
2. Memelihara agar tugas – tugas itu dapat berjalan lancar.
Masalah Pengorganisasian kelas dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori yaitu : masalah individual dan masalah kelompok.
Munculnya masalah individual disebabkan beberapa kemungkinan tindakan siswa seperti :
a. Tingkah laku yang ingin mendapat perhatian orang lain.
b. Tingkah laku yang ingin menujukkan kekuatan
c. Tingkah laku yang bertujuan menyakiti orang lain
d. Peragaan ketidakmampuan
Sedangkan masalah-masalah kelompok yang mungkin muncul dalam kelas :
1) Kelas kurang kohesif lantaran alasan jenis kelamin, suku, tingkatan sosial ekonomi, dan sebagainya
2) Penyimpangan dari norma-norma tingkah laku yang telah disepakai sebelumnya
3) Kelas mereaksi negatif terhadap salah seorang anggotanya
4) “Membombang” anggota kelas yang justru melanggar norma kelompok
5) Kelompok cenderung mudah dialihkan perhatiannya dari yang tengah digarap
Semangat
kerja rendah Kelas kurang mampu menyesuaikan diri dengan keadaan baru
seperti gangguan jadwal guru terpaksa diganti sementara oleh guru lain. (
Lois V.Johnson dan Mary A.Bany, dalam M.Entang dan T.Raka Joni1983 )
dalam situasi yang telah dianalisis.
C. Prosedur dan Rancangan Pengorganisasian Kelas.
Pengorganisasian
kelas merupakan suatu tindakan yang menunjukkan kepada
kegiatan-kegiatan yang berusaha menciptakan dan mempertahankan kondisi
yang optimal bagi terjadinya proses pembelajaran yang efektif. Jadi
prosedur Pengorganisasian kelas adalah serangkaian langkah kegiatan
Pengorganisasian kelas yang dilakukan bagi terciptanya kondisi optimal
serta mempertahankan kondisi optimal tersebut supaya proses pembelajaran
dapat berlangsung secara efektif dan efesien.
Memperhatikan dua
dimensi tindakan dalam Pengorganisasian kelas, maka prosedur atau
langkah-langkah Pengorganisasianpun bertumpu pada prosedur dimensi
pencegahan dan prosedur dimensi penyembuhan.
Adapun langkah langkah pencegahannya sebagai berikut :
1. Peningkatan kesadaran diri sebagai guru
2. Peningkatan kesadaran peserta didik
3. Sikap polos dan tulus dari guru
4. Mengenal dan menemukan alternatif Pengorganisasian
5. Menciptakan kontra sosial
Pada dasarnya langkah-langkah prosedur dimensi penyembuhan adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi masalah
2. Menganalisis masalah
3. Menilai alternatif-alternatif pemecahan
4. Mendapatkan balikan
Rancangan
dapat diartikan sebagai serangkaian kegiatan yang disusun secara
sistematis berdasarkan pemikiran yang rasional untuk mencapai tujuan
tertentu. Dalam kaitannya dengan tugas guru menyusun rancangan prosedur
manajamen kelas berarti guru menentukan serangkaian kegiatan tentang
langkah-langkah Pengorganisasian kelas yang disusun secara sistematis
berdasarkan pemikiran yang rasional untuk menciptakan kondisi lingkungan
yang optimal bagi berlangsung kegiatan belajar siswa.
Penyusunan rancangan prosedur Pengorganisasian kelas dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
1. Pemahaman terhadap arti, tujuan, dan hakikat Pengorganisasian kelas
2. Pemahaman terhadap hakikat peserta didik yang sedang dihadapi
3. Pemahaman terhadap bentuk penyimpangan serta latar belakang tindakan penyimpangan yang dilakukan peserta didik
4. Pemahaman terhadap pendekatan-pendekatan yang dapat digunakan dalam Pengorganisasian kelas
5. Pemilikan pengetahuan dan keterampilan dalam membuat rancangan
6. Prosedur Pengorganisasian kelas.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peran guru sebagai pengajar mewajibkan guru menyampaikan sejumlah materi pelajaran sesuai dengan garis-garis program pengajaran.
Guru
harus memiliki, memahami dan terampil dalam menggunakan bermacam-macam
pendekatan dalam manajerial kelas, meskipun tidak semua pendekatan yang
dipahami dan dimilikinya dipergunakan bersamaan atau sekaligus. Dalam
hal ini, guru dituntut untuk terampil memilih atau bahkan memadukan
pendekatan yang dianggap meyakinkan untuk menangani kasus
Pengorganisasian kelas yang tepat dengan masalah yang dihadapinya.
Guru
mempunyai peranan yang besar dalam menentukan keberhasilan
Pengorganisasian kelas maupun Pengorganisasian pembelajaran. Penciptaan
sistem lingkungan yang merangsang anak untuk belajar sangat diperlukan
karena hanya dengan situasi belajar seperti itulah tujuan akan tercapai.
B. Saran-saran
Dari uraian makalah ini, maka diharapkan agar para guru :
1. Bersegera menyadari diri akan potensi yang dimiliki untuk mengembangkan masyarakat pendidikan indonesia.
2. Belajar dari segala kekurangan, kekhilafan, serta berusaha untuk membenahinya.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,
Suharsimi. (1995). Pengorganisasian penelitian. Jakarta : Rineka
Cipta.Cooper, James M. (1995). Classroom teaching Skills. Lexington :
D.C. Heath and Company.
Depdiknas. (1994). Kurikulum SMU –
petunjuk pelaksanaan administrasi pendidikan di sekolah. Jakarta :
Dirjen Dikdasmen Dirdikmenun.
Djadjamihardja, Didi R., et.al.
(1994). Kepemimpinan dan gaya kepemimpinan serta efektivitas
kepemimpinan. Jakarta : Institut Bankir Indonesia.
Donelly, James H., Jr., Gibson, James L., and Ivancevich, John M. (1989). Management, principles and functions. Boston .
Hadiat. (1984). Pengorganisasian Kelas. Bandung : Depdikbud P3G IPA.
Hayat, Bahrul. (1997). Manual item and test analysis (ITEMAN). Jakarta : Depdikbud Balitbang Puslitbangsisjian.
http://sobatbaru.blogspot.com/2008/08/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html
http://pak-gunawan.blogspot.com/2009/02/peranan-pengorganisasian-kelas.html
http://one.indoskripsi.com/node/10486
Penulis
Irvhan Abdullah Haq S.Kom
Tidak ada komentar:
Posting Komentar