Minggu, 06 Januari 2013



A.    Latar Belakang
Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakannya. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan memperbaiki kualitas mengajarnya.
Pengorganisasian kelas merupakan aspek pendidikan yang sering dijadikan perhatian utama oleh para calon guru, guru baru, bahkan guru yang telah berpengalaman berkeinginan agar para peserta didik dapat belajar dengan optimal. Dalam arti, guru mampu menyampaikan bahan pelajaran diserap oleh para peserta didik dengan baik.
Penciptaan harapan seperti itu merupakan kajian dari Pengorganisasian kelas. Sebab Pengorganisasian kelas merupakan serangkaian perilaku guru dalam upayanya menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang memungkinkan para peserta didik mencapai tujuan-tujuan belajarnya secara efesien atau memungkinkan peserta didik belajar dengan baik.
Di kelaslah segala aspek pembelajaran bertemu dan berproses. Guru dengan segala kemampuannya, siswa dengan segala latar belakang dan potensinya, kurikulum dengan segala komponennya, metode dengan pendekatannya, media dengan segala perangkatnya, materi dengan segala sumber belajarnya bertemu dan berinteraksi di dalam kelas. Lebih lanjut hasil pembelajaran ditentukan pula oleh apa yang terjadi di kelas. Oleh karena itu, selayaknyalah kelas diPengorganisasian dengan secara baik, propfesional, terus menerus dan berkelanjutan.
Untuk sampai pada tujuan yang dimaksud diperlukan pemahaman akan hal-hal yaitu : pengertian dan tujuan Pengorganisasian kelas ; aspek, fungsi dan masalah Pengorganisasian kelas ; pendekatan dalam Pengorganisasian kelas ; prosedur Pengorganisasian kelas ; serta rancangan prosedur Pengorganisasian kelas.
B.    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut :
“ Bagaimana pengaruh pengorganisasian Kelas dalam proses Pembelajaran”
C.    Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1.    Untuk mengetahui sejauh mana peran guru dalam Pengorganisasian kelas
2.    Untuk mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam Pengorganisasian kelas

BAB II
PEMBAHASAN

Pengorganisasian kelas dapat dipandang dari dua sudut yaitu dalam arti sempit (tradisional ) dimana kelas dilihat sebatas ruangan tempat sejumlah murid belajar. Sedangkan dalam arti luas (modern) yaitu suatu masyarakat kecil dari sekolah yang terorganisisr menjadi unit kerja system belajar mengajar dengan orientasi pencapaian tujuan.
A.    Faktor yang mengaruhi pengorganisasi kelas
Dalam pengertian yang kedua ini, maka ada beberapa faktor yang mempengaruhi perwujudan Pengorganisasian kelas yaitu :
a.    Kurikulum
Kurikulum kaitannya dengan Pengorganisasian kelas seperti pengertian diatas haruslah di rancang sebagai jumlah pengalaman edukatif yang menjadi tanggung jawab sekolah dalam membantu anak-anak mencapai tujuan pendidikannya, yang diselenggarakan secara berencana dan terarah serta terorganisir, karena kegiatan kelas bukan sekedar dipusatkan pada penyampaian sejumlah materi pelajaran atau pengetahuan yang bersifat intelektualistik, akan tetapi juga memperhatikan aspek pembentukan pribadi, baik sebagai makhluk individual dan makhluk social maupun sebagai makhluk yang bermoral.

Pada sekolah madrasah Ibtida’iyah, kurikulum pada tingkat MI harus dirancangkan untuk untuk memungkinkan diselenggarakannya kegiatan kelas dalam memenuhi kebutuhan melakukan eksplorasi dan ekspenmentasi guna memeberikan pangalaman intelektual dan social yang terpadu dalam rangka realisasi diri. Oleh karena itu disamping aspek materi pengetahuan diperlukan program kelas untuk memenuhi perbedaan minat bakat dan kemampuan murid. Program tersebut dapat dilakukan melalui aspek-aspek kependidikan dibidang kesenian termasuk kesejahteraan keluarga, tekhnik, olahraga, kepramukaan dan kesehatan pada kelas-kelas terakhir sekolah menengah tingkat atas programnya harus dirancangkan untuk membantu anak-anak mewujudkan diri dalam memasuki masyarakat sebagai orang dewasa. Program itu antara lain harus diarahkan untuk memeberikan keterampilan tertentu guna memasuki lapangan kerja tingkat menengah atas disamping program untuk memeprsiapkan para remaja agar menjadi warga Negara yang memahami dan mampu menjalankan hak dan kewajibannya.
b.    Gedung dan Sarana Kelas / Sekolah
Perencanaan dalam membangun sebuah gedung untuk sebuah sekolah berkenaan dengan jumlah dan luas setiap ruangan, letak dan dekorasinya yang harus disesuaikan dengan kurikulum yang dipergunakan. Akan tetapi karena kurikulum selalu dapat beruabh. Sedang ruangan atau gedung bersifat permanen, maka diperlukan kreativitas dalam mengatur pendayagunaan ruang / gedung yang bersedia berdasarkan kurikulum yang dipergunakan. Dalam konteks ini kepandaian guru dalam Pengorganisasian kelas sangat dibutuhkan.
c.    Guru
Hadari Nawawi menyatakan guru adalah orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang bertanggung jawab dalam memebnatu anak dalam mencapai kedewasaan masing-masing. Guru dalam pengertian tersebut bukan sekedar berdiri didepan kelas untuk menyampaikan materi atau pengetahuan tertentu, akan tetapi dalam keanggotaan masyarakat yang harus aktif dan berjiwa bebas serta kreatif dalam mengarahkan perkembangan anak didiknya untuk menjadi anggota masyarakat sebagai orang dewasa.

Guru juga harus bias juga menciptakan suasana dalam kelas agar terjadi interaksi belajar mengajar yang dapat memotivasi sesuai untuk belajar dengan baik dan sungguh-sungguh.

Berdasarkan uraian-uraian diatas jelas bahwa jabatan guru sebagai suatu profesi tidak saja mulia, karena berhubungan langsung dengan masalah pendewasaan anak-anak, akan tetapi juga merupakan tugas yang cukup berat. Tugas yang mulia dan hanya dapat diwujudkan oleh orang-orang yang memiliki kecintaan terhadap pekerjaan mendidik.
d.    Murid
Murid sebagai unsur kelas memiliki perasaan kebersamaan (Sense Of kolektive) merupakan kondisi yang sangat penting artinya bagi terciptanya kelas yang dinamis. Oleh karena , setiap murid harus memiliki perasaan diterima (Sense of membershif) terhadap kelasnya agar mampu ikut serta dalam kegiatan kelas. Perasaan inilah yang akan menumbuhkan rasa tanggung jawab (Sense of respsibility) terhadap kelasnya. Sikap ini akan tumbuh dengan baik apabila dilakukan tindakan-tindakan Pengorganisasian kelas sebagai berikut :
1)    Setiap murid dilibatkan dalam proses perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kelas, guru hanya sekedar memberi petunjuk dan bimbingan agar program atau kegiatannya sejalan dengan kurikulum.
2)    Murid diberi kesempatan dalam pembagian tugas-tugas untuk kepentingan kelas.
3)    Bila guru atau wali kelas berhalangan, bagi dan serahkanlah kepercayaan berupa tanggung jawab mengatur rumah tangga dan disiplin kealas diantar murid.
4)    Motivasi agar setiap murid selalu bersedia mengatur kelasnya melalui kegiatan rutin, misalnya membersihkan kelas, papan tulis dan lain-lain.
5)    Kembangkanlah kesediaan bekerjasama dalam setiap kegiatan.
6)    Susunlah bersama murid tata tertib dan disiplin kelas serta bentuklah pengurus kelas yang bekerja selama 1 tahun ajaran.
7)    Doronglah agar murid secara terus menerus ikut memikirkan kegiatan kelas dan berani mengusulkannya untuk dilaksanakan bersama didalam atau diluar kelas.

e.    Diamika kelas
Kelas adalah kelompok sosial yang dinamis yang harus dipergunakan oleh setiap wali atau guru kelas untuk kepentingan murid dalam proses kependidikannya. Dinamika kelas pada dasarnya berarti kondisi kelas yang diliputi dorongan untuk aktif secara terarah yang dikembangkan melalui kretifitas dan inisiatif murid sebagai suatu kelompok, untuk itu setiap wali atau guru kelas harus berusaha menyalurkan berbagai saran, pendapat, gagasan, keterampilan, potensi dan energi yang dimiliki murid menjadi kegiatan-kegiatan yang berguna. Dengan demikian kelas tidak akan berlangsung secara statis, rutin dan membosankan.
Dinamika kelas ini dipengaruhiberbagai komponen yang sangat disiyaratkan dalam Pengorganisasian kelas yaitu :
1)    Kegiatan administrasi manajemen
a)    Perencanaan kelas
Kurikulum sebagai program umum harus diterjemahkan menjadi program-program yang kongkrit dengan mengkaitkannya menurut waktu yang tersedia, yang dapat berbentuk program tahunan, program semester atau caturwulan, program bulanan, program mingguan dan bahkan mungkin pula berupa program harian
b)    Pengorganisasian kelas
Program kelas sebagai rencana kerja harus bersifat program kelas sebagai rencana kerja harus bersifat realistis dalam arti benar-benar dapat dilaksanakan dan dengan tujuan yang realistis pula dalam arti benar-benar dapat diwujudkan.
c)    Pengarahan kelas
Setelah program dan organisasi disusun, selanjutnya kegiatan dilaksanakan. Pelaksanaan kegiatan itu harus diusahan untuk tidak menyimpang dari rencana atau program yang sudah disesun.



d)    Koordinasi kelas
Kordinasi kelas diwujudkan dengan menciptakan kerjasama yang didasari saling pengertian akan tugas dan peranan masing-masing.kordinasi yang efektif memungkinkan setiap personal menyampaikan saran-saran dan pendapat-pendapat dan gagasan-gagasan baik dalam bidang kerjaannya sendiri maupun kerjaan orang lain.
e)    Komunikasi kelas
Komunikasi antar personal dikelas dapat berlangsung secara formal didalam rapat atau musyawarah dan diskusi-diskusi dan dapat pula diwujudkan secara informal (hubungan pribadi) dalam setiap kesempatan didalam dan siluar kelas atau sekolah.
f)    Kontrol kelas
Dalam bentuk kongkrit control dilakuakn terhadap realisasi jadwal pengajaran, disiplin guru dan disiplin murid, pelaksanaan tugas murid, partisipasi tiap personal dalam programkelas dan lain-lain.

2)    Penataan ruang dan alat pengajaran
a)    Pengaturan ruang belajar
dalam pengaturan ruang belajar, hal-hal berikut perlu diperhatikan :
1.    Ukuran dan bentuk kelas
2.    Bentuk serta ukuran bangu dan meja siswa
3.    Jumlah siswa didalam kelas
4.    Jumlah siswa didalam setiap kelompok
5.    Jumlah kelompok didalam kelas
6.    Komposisi siswa dalam kelompok (seperti : siswa pandai dengan siswa kurang pandai. Pria dengan wanita).
7.    Besarnya runagan kelas tergantung pada jenis kegiatan dan jumlah siswa yang tergantung pada jenis kegiatan dan jumlah siswa yang melakukan kegiatan. Jika ruangan tersebut memepergunakan hiasan, pakailah hiasan-hiasan yang mempunyai nilai pendidikan.
b)    Pengaturan tempat duduk
Berdasarkan pengaturan tempat duduk diantaranya :
1.    Berbasis sejajar
2.    Pengelompokan yang terdiri atas 8 – 10 orang
3.    Setengah lingkaran seperti dalam teater
4.    Berbentuk lingkaran
5.    Individual yang biasanya terlihat diruang baca atau perpustakaan
6.    Adanya dan tersedianya ruang yang sifatnya bebas di kelas disamping bangku tempat duduk diatur.
c)    Ventilasi dan pengaturan cahaya
Suhu, vebtilasi dan penerangan (kendati guru sulit mengatur karena sudah ada) adalah asset penting untuk terciptanya suasana belajar yang nyaman. Oleh karena itu ventilasi harus cukup menjamin kebebasan siswa.
d)    Pengaturan penyimpanan barang
Menurut Suhaenah Suparno seperti yang dikutip oleh Abdul Majid mengemukakan kriteriayang hrus dipenuhi ketika melakukan penataan fasilitas ruang kelas sebagai berikut :
1)    Penataan ruangan dianggap baik apabila menunjang efektifitas proses pembelajaran yang salah satu petunjuknya adalah bahwa anak-anak belajar dengan aktif dan dapat mengelola kelas dengan baik.
2)    Penataan tersebut bersifat felksibel (luwes) sehingga perubahan dari satu tujuan ke tujuan yang lain dapat dilakukan dengan sedemikian rupa sehingga sesuai dengan sifat kegiatan yang dituntut oleh tujuan yang yang akan dicapai pada waktu itu.
3)    Ketika anak belajar tentang suatu konsep, maka ada fasilitas-fasilitas yang yang dapat memeberikan bantuan untuk memperjelas konsep-konsep tersebut.
4)    Penataan ruang dan fasilitas yang ada dikelas harus mampu membentu siswa meningkatkan motivasi siswa untuk belajar sehingga mereka merasa senang dalam belajar.
3)    Kedisiplinan kelas
Dalam arti luas disiplin mencakup setiap macam pengaruh yang ditunjukkan untuk membantu peserta didik agar dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya dan juga penting tentang cara menyelesaikan tuntutan yang mungkin ingin ditujukan peserta didik terhadap lingkungannya. Suatu keuntungan lain dari disiplin adalah peserta didik hidup dengan pembiasaan yang baik positif dan bermanfaat bagi dirinya dan lingkungannya.
Disekolah disiplin banyak digunakan untuk mengontrol tingkah laku peserta didik yang dikehendaki agar tugas-tugas disekolah dapat berjalan dengan optimal.

B.    Aspek, Fungsi dan Masalah Organisasi Kelas
Pengorganisasian kelas merupakan keterampilan yang harus dimiliki guru dalam memutuskan, memahami, mendiaknosis dan kemampuan bertindak menuju perbaikan suasana kelas terhadap aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam organisasi kelas adalah sifat kelas, pendorong kekuatan kelas, situasi kelas, tindakan seleksi dan kreatif ( Lois V.Johnson dan Mary A.Bany, 1970 ).
Organisasi kelas selain memberi makna penting bagi tercipta dan terpeliharanya kondisi kelas yang optimal, Pengorganisasian kelas berfungsi :
1.    Memberi dan melengkapi fasilitas untuk segala macam tugas seperti : membantu kelompok dalam pembagian tugas, membantu pembentukan kelompok, membantu kerjasama dalam menemukan tujuan-tujuan organisasi, membantu individu agar dapat bekerjasama dengan kelompok atau kelas, membantu prosedur kerja, merubah kondisi kelas.
2.    Memelihara agar tugas – tugas itu dapat berjalan lancar.
Masalah Pengorganisasian kelas dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori yaitu : masalah individual dan masalah kelompok.
Munculnya masalah individual disebabkan beberapa kemungkinan tindakan siswa seperti :
a. Tingkah laku yang ingin mendapat perhatian orang lain.
b. Tingkah laku yang ingin menujukkan kekuatan
c. Tingkah laku yang bertujuan menyakiti orang lain
d. Peragaan ketidakmampuan
Sedangkan masalah-masalah kelompok yang mungkin muncul dalam kelas :
1)    Kelas kurang kohesif lantaran alasan jenis kelamin, suku, tingkatan sosial ekonomi, dan sebagainya
2)    Penyimpangan dari norma-norma tingkah laku yang telah disepakai sebelumnya
3)    Kelas mereaksi negatif terhadap salah seorang anggotanya
4)    “Membombang” anggota kelas yang justru melanggar norma kelompok
5)    Kelompok cenderung mudah dialihkan perhatiannya dari yang tengah digarap
Semangat kerja rendah Kelas kurang mampu menyesuaikan diri dengan keadaan baru seperti gangguan jadwal guru terpaksa diganti sementara oleh guru lain. ( Lois V.Johnson dan Mary A.Bany, dalam M.Entang dan T.Raka Joni1983 ) dalam situasi yang telah dianalisis.
C. Prosedur dan Rancangan Pengorganisasian Kelas.
Pengorganisasian kelas merupakan suatu tindakan yang menunjukkan kepada kegiatan-kegiatan yang berusaha menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses pembelajaran yang efektif. Jadi prosedur Pengorganisasian kelas adalah serangkaian langkah kegiatan Pengorganisasian kelas yang dilakukan bagi terciptanya kondisi optimal serta mempertahankan kondisi optimal tersebut supaya proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efesien.
Memperhatikan dua dimensi tindakan dalam Pengorganisasian kelas, maka prosedur atau langkah-langkah Pengorganisasianpun bertumpu pada prosedur dimensi pencegahan dan prosedur dimensi penyembuhan.
Adapun langkah langkah pencegahannya sebagai berikut :
1. Peningkatan kesadaran diri sebagai guru
2. Peningkatan kesadaran peserta didik
3. Sikap polos dan tulus dari guru
4. Mengenal dan menemukan alternatif Pengorganisasian
5. Menciptakan kontra sosial
Pada dasarnya langkah-langkah prosedur dimensi penyembuhan adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi masalah
2. Menganalisis masalah
3. Menilai alternatif-alternatif pemecahan
4. Mendapatkan balikan
Rancangan dapat diartikan sebagai serangkaian kegiatan yang disusun secara sistematis berdasarkan pemikiran yang rasional untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam kaitannya dengan tugas guru menyusun rancangan prosedur manajamen kelas berarti guru menentukan serangkaian kegiatan tentang langkah-langkah Pengorganisasian kelas yang disusun secara sistematis berdasarkan pemikiran yang rasional untuk menciptakan kondisi lingkungan yang optimal bagi berlangsung kegiatan belajar siswa.
Penyusunan rancangan prosedur Pengorganisasian kelas dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
1.    Pemahaman terhadap arti, tujuan, dan hakikat Pengorganisasian kelas
2.    Pemahaman terhadap hakikat peserta didik yang sedang dihadapi
3.    Pemahaman terhadap bentuk penyimpangan serta latar belakang tindakan penyimpangan yang dilakukan peserta didik
4.    Pemahaman terhadap pendekatan-pendekatan yang dapat digunakan dalam Pengorganisasian kelas
5.    Pemilikan pengetahuan dan keterampilan dalam membuat rancangan
6.    Prosedur Pengorganisasian kelas.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Peran guru sebagai pengajar mewajibkan guru menyampaikan sejumlah materi pelajaran sesuai dengan garis-garis program pengajaran.
Guru harus memiliki, memahami dan terampil dalam menggunakan bermacam-macam pendekatan dalam manajerial kelas, meskipun tidak semua pendekatan yang dipahami dan dimilikinya dipergunakan bersamaan atau sekaligus. Dalam hal ini, guru dituntut untuk terampil memilih atau bahkan memadukan pendekatan yang dianggap meyakinkan untuk menangani kasus Pengorganisasian kelas yang tepat dengan masalah yang dihadapinya.
Guru mempunyai peranan yang besar dalam menentukan keberhasilan Pengorganisasian kelas maupun Pengorganisasian pembelajaran. Penciptaan sistem lingkungan yang merangsang anak untuk belajar sangat diperlukan karena hanya dengan situasi belajar seperti itulah tujuan akan tercapai.

B.    Saran-saran
Dari uraian makalah ini, maka diharapkan agar para guru :
1.    Bersegera menyadari diri akan potensi yang dimiliki untuk mengembangkan masyarakat pendidikan indonesia.
2.    Belajar dari segala kekurangan, kekhilafan, serta berusaha untuk membenahinya.

DAFTAR PUSTAKA



Arikunto, Suharsimi. (1995). Pengorganisasian penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.Cooper, James M. (1995). Classroom teaching Skills. Lexington : D.C. Heath and Company.

Depdiknas. (1994). Kurikulum SMU – petunjuk pelaksanaan administrasi pendidikan di sekolah. Jakarta : Dirjen Dikdasmen Dirdikmenun.

Djadjamihardja, Didi R., et.al. (1994). Kepemimpinan dan gaya kepemimpinan serta efektivitas kepemimpinan. Jakarta : Institut Bankir Indonesia.

Donelly, James H., Jr., Gibson, James L., and Ivancevich, John M. (1989). Management, principles and functions. Boston .

Hadiat. (1984). Pengorganisasian Kelas. Bandung : Depdikbud P3G IPA.

Hayat, Bahrul. (1997). Manual item and test analysis (ITEMAN). Jakarta : Depdikbud Balitbang Puslitbangsisjian.

http://sobatbaru.blogspot.com/2008/08/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html

http://pak-gunawan.blogspot.com/2009/02/peranan-pengorganisasian-kelas.html

http://one.indoskripsi.com/node/10486


Penulis
Irvhan Abdullah Haq S.Kom

Tidak ada komentar:

Posting Komentar