12. PENGERTIAN
MANAJEMEN
Ø Definisi Manajemen
Definisi
Manajemen menurut Para Ahli :
1.
Menurut
Dr. SP. SIAGIAN dalam buku “FILSAFAT ADMINISTRASI” MANAGEMENT
DAPAT DIDEFINISIKAN SEBAGAI “KEMAMPUAN
ATAU KETERAMPILAN UNTUK MEMPEROLEH SUATU HASIL DALAM RANGKA PENCAPAIAN TUJUAN
MELALUI ORANG LAIN”.
Dengan demikian dapat
pula di katakana bahwa management merupakan inti dari pada administrasi karena memang
management merupakan alat pelaksana utama dari pada
administrasiI”
2.
Menurut
Prof. Dr. H. ARIFIN ABDULRACHMAN dalam buku “KERANGKA POKOK-POKOK MANAGEMENT”
DAPAT DIARTIKAN :
a.
KEGIATAN-KEGIATAN/AKTIVITAS-AKTIVITAS;
b. Proses, yakni kegiatan dalam rentetan urutan-urutan
c. Institut/ orang-orang yang melakukan kegiatan atau proses kegiatan
b. Proses, yakni kegiatan dalam rentetan urutan-urutan
c. Institut/ orang-orang yang melakukan kegiatan atau proses kegiatan
3.
Menurut ORDWAY TEAD yang disadur oleh DRS. HE.
ROSYIDI dalam buku “ORGANISASI DAN
MANAGEMENT“, definisi Manajemen adalah “PROSES DAN KEGIATAN PELAKSANAAN USAHA MEMIMPIN DAN MENUNJUKAN ARAH
PENYELENGGARAAN TUGAS SUATU ORGANISASI DI DALAM MEWUJUDKAN TUJUAN YANG TELAH
DITETAPKAN “.
4.
Menurut
“Marry Parker Follet” :
“MANAJEMEN
SEBAGAI SENI DALAM MENYELESAIKAN PEKERJAAN MELALUI ORANG LAIN”.
5.
Menurut
James A.F. Stonner :
“MANAJEMENadalah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber-sumber
daya organisasi lainnya agar mencapai tujuanorganisasi yang di tetapkan”.
Jadi dapat di
simpulkan Manajemen adalah proses
kegiatan dengan melalui orang lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu serta
di laksanakan secara berurutan berjalan kea rah satu tujuan.
Ø Manajemen
Sebagai Ilmu Dan Sebagai Seni
Manajemen merupakan suatu ilmu dan seni,
mengapa disebut demikian, sebab antara keduanya tidak bisa dipisahkan.
Manajemen sebagai suatu ilmu pengetahuan, karena telah dipelajari sejak lama,
dan telah diorganisasikan menjadi suatu teori. Hal ini dikarenakan didalamnya
menjelaskan tentang gejala-gejala manajemen, gejala-gejala ini lalu diteliti
dengan menggunakan metode ilmiah yang dirumuskan dalam bentuk prinsip-prinsip
yang diujudkan dalam bentuk suatu teori.
Sedang manajemen sebagai suatu seni, disini memandang bahwa di dalam mencapai suatu tujuan diperlukan kkerja sama dengan orang lain, nah bagaimana cara memerintahkan pada orang lain agar mau bekerja sama. Pada hakekatnya kegiatan manusia pada umumnya adalah managing ( mengatur ) untuk mengatur disini diperlukan suatu seni, bagaimana orang lain memerlukan pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama.
Sedang manajemen sebagai suatu seni, disini memandang bahwa di dalam mencapai suatu tujuan diperlukan kkerja sama dengan orang lain, nah bagaimana cara memerintahkan pada orang lain agar mau bekerja sama. Pada hakekatnya kegiatan manusia pada umumnya adalah managing ( mengatur ) untuk mengatur disini diperlukan suatu seni, bagaimana orang lain memerlukan pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama.
13. MANAJEMEN
DAN MANAJER
Ø Tingkatan Manajemen Dan
Manajer
Manajemen
digunakan dalam segala bentuk kegiatan baik kegiatan profesi maupun non
profesi, baik organisasi pemerintah maupun swasta, maka manajer dapat
diklasifikasi dalam dua cara yaitu tingkatan dalam organisasi dan lingkup
kegiatan yang dilakukan.
Bila dilihat dari tingkatan
dalam organisasi, manajemen dibagi menjadi tiga golongan yang berbeda yaitu :
1. Manajemen Lini : atau
manajemen tingkat pertama yaitu tingkatan yang paling rendah dalam suatu
organisasi, dimana seorang yang bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain,
misalnya mandor atau pengawas produksi dalam suatu pabrik pengawas teknik suatu
bagian riset dan lain sebagainya.
2. Manajemen menengah ( Midle
Manager ) yaitu mencakup lebih dari satu tingkatan didalam organisasi.
3. Manajemen Puncak ( Top
Manajer ) terdiri atas kelompok yang relatif kecil, yang bertanggung jawab atas
manajemen keseluruhan dari organisasi.
Manajer fungsional
bertanggung jawab pada satu kegiatan organisasi, seperti produksi pemasaran,
keuangan dan lain sebagainya, manajer umum membawahi unit yang lebih rumit
misalnya sebuah perusahaan cabang atau bagian operasional yang independen yang
bertanggung jawab atas semua kegiatan unit.
Ada dua fungsi utama atau
keahlian ( skill ) yaitu keahlian teknik ( Teknical Skill ) dan keahlian
manajerial ( Managerial Skill ). Keahlian teknik yaitu keahlian tentang
bagaimana cara mengerjakan dan menghasilkan sesuatu yang terdiri atas pengarah
dengan motivasi, supervisi dan komunikasi. Keahlian manajerial yaitu keahlian
yang berkenan tentang hal penetapan tujuan perencanaan, pengorganisasian,
penyusunan personalia dan pengawasan.
Ø Fungsi-fungsi Manajemen
Fungsi
manajemen menurut beberapa penulis antara lain :
1. Ernest Dale : Planning,
Organizing, Staffing, Directing, Innovating, Representing dan Controlling.
2. Oey Liang Lee : Planning,
Organizing, Directing, Coordinating, Controlling.
3. James Stoner : Planning,
Organizing, Leading, Controlling.
4. Henry Fayol : Planning,
Organizing, Commanding, Coordinating, Controlling.
5. Lindal F. Urwich :
Forescating, Planning, Organizing, Commanding, Cordinating, Controlling.
6. Dr. SP. Siagian MPA :
Planning, Organizing, Motivating, Controlling.
7. Prayudi Atmosudirjo :
Planning, Organizing, Directing/ Actuating, Controlling.
8. DR. Winardi SE : Planning,
Organizing, Coordinating, Actuating, Leading, Communicating, Controlling.
9. The Liang Gie : Planning,
Decision Making, Directing, Coordinating, Controlling, Improving.
Ø Keterampilan Manajerial
Bila kita asumsikan bahwa manajer adalah
seorang yang mengarahkan aktivitas dari orang lain dan mengambil tanggung jawab
terhadap pencapaian suatu tujuan (objective) melalui usaha tersebut, maka
seorang manajer yang sukses biasanya adalah mereka yang mempunyai 3 (tiga)
keterampilan dasar, yaitu: keterampilan teknis(technical skill), keterampilan
inter-personal(human skill), dan keterampilan konseptual (conceptual skill).
Namun berdasarkan kompilasi beberapa teks,
keterampilan manajerial berkaitan dengan teori, teknik, dan pedoman perilaku,
yang bila diaplikasikan secara tepat akan meningkatkan performa keberhasilan
seorang manager.
14.
EVOLUSI TEORI MANAJEMEN
Ø EVOLUSI TEORI MANAJEMEN
KLASIK
Prinsip Teori Manajemen Aliran Klasik .Awal
sekali ilmu manajemen timbul akibat terjadinya revolusi industri di Inggris
pada abad 18. Para pemikir tersebut
rnemberikan perhatian terhadap masalah-masalah manajemen yang timbul baik itu
di kalangan usahawan, industri maupun masyarakat. Para pemikir itu yang
terkenaI antara lain, Robert Owen, Henry Fayol, Frederick W. Taylor dan
lainnya.
Robert Owen (1771 -1858)
Robert Owen adalah
orang yang menentang praktek-praktek memperkerjakan anak-anak usia 5 atau 6 tahun
dan standar kerja 13 jam per hari. Tersentuh dengan kondisi kerja yang amat
menyedihkan itu, beliau mengajukan adanya perbaikan terhadap kondisi kerja ini.
Henry Fayol (1841 -1925)
Pada tahun 1916, dengan sebutan teori manajemen klasik yang
sangat memperhatikan produktivitas pabrik dan pekerja, disamping memperhatikan
manajemen bagi satu organisasi yang kompleks, sehingga beliau menampilkan satu
metode ajaran manajemen yang lebih utuh dalam bentuk cetak biru.
Fayol
berkeyakinan keberhasilan para manajer tidak hanya ditentukan oleh mutu
pribadinya, tetapi karena adanya penggunaan metode manajemen yang tepat.
Sumbangan terbesar dari Fayol berupa pandangannya tentang manajemen yang
bukanlah semata kecerdasan pribadi, tetapi lebih merupakan satu keterampilan
yang dapat diajarkan dari dipahami prinsip-prinsip pokok dan teori umumnya yang
telah dirumuskan. Fayol membagi kegiatan dan operasi perusahaan ke dalam 6
macam kegiatan :
a. Teknis (produksi) yaitu berusaha menghasilkan dan membuat barang-barang
produksi.
b. Dagang (Beli, Jual, Pertukaran) dengan tara mengadakan pembelian bahan
mentah dan menjual hasil produksi.
c. Keuangan (pencarian dan penggunaan optimum atas modal) berusaha mendapatkan
dan menggunakan modal.
d. Keamanan (perlindungan harga milik dan manusia) berupa melindungi pekerja
dan barang-barang kekayaan perusahaan.
e. Akuntansi dengan adanya pencatatan dan pembukuan biaya, utang, keuntungan
dan neraca, serta berbagai data statistik.
manajemen Klasik
1. pengembangan manajemen di
lakukan oleh teoritis.
2. investasi terbesar adalah
karyawan
3. tenaga kerja di beri
pelatihan keterampilan sesuai operasi pabrik.
4. karyawan bertanggung jawab
atas pekerjaan tertentu yang berulang.
5. adanya skema pembagian
keuntungan
Ø Teori perilaku
Dalam
pengembangannya dibagi menjadi dua, pertama aliran hubungan manusiawi (
perilaku organisasi ) dan kedua berdasar pada manajemen ilmiah atau manajemen
operasi.
Tokoh
aliran perilaku organisasi yaitu :
o
Douglas McGregor yang terkenal dengan teori X dan teori Y.
o
Frederick Herzberg terkenal dengan teori motivasi higenis atau teori dua
factor.
o
Chris Argiris mengatakan bahwa organisasi sebagai sistem sosial atau sistem
antar hubungan budaya.
o
Edgar Schein dinamika kelompok dalam organisasi.
o
Abhraham Maslow mengemukakan tentang hirarki kebutuhan tentang perilaku manusia
dan dinamika proses.
o
Robert Blak dan Jane mounton mengemukakan lima gaya kepemimpinan dengan
kisi-kisi manajerial ( managerial grid ).
o
Rensislikert mengemukakan empat sistem manajemen dari sistem 1.explotatif,
otoritatif sampai sistem 4. partisiatif kelompok.
o
Fred Feidler menerapkan pendekatan contingency pada studi kepemimpinan.
**
Sumbangan Aliran Perilaku Organisasi
Sumbangan
aliran ini terlihat dalam peningkatan pemahaman terhadap motivasi perseorangan,
perilaku kelompok, hubungan antara pribadi dalam kerja dan pentingnya kerja
bagi manusia. Semua hal ini telah membuat para manajer semakin peka dan terampil
dalam menangani dan berhubungan dengan bawahannya.
**
Keterbatasan Aliran Perilaku Organisasi
Meskipun
demikian, banyak ahli berpendapat potensi teori ini belum dikembangkan lebih
lanjut. Selain itu juga banyak kritikan terhadap aliran ini, karena disamping
terlalu umum, terlalu abstrak dan ruwet/rumit. Rekomendasi mereka sering
berbeda satu ahli dengan ahli lainnya, sehingga manajer mengalami kesulitan
menentukan pendapat yang paling baik.
TEORI
PERILAKU
Kontribusi
studi perilaku ada dua kelompok, yatu memberikan penekanan pada
orang
yang ada dalam pekerjaan dari pada jenis pekerjaan itu sendiri.
•
Hawthorne merupakan bagian dari human relation movement (gerak-gerik hubungan
manusia),
pertama memahami mengenai ornag yang bekerja dalam organisasi
•
Kelompok system social, menghasilkan kumpulan materi organizational behaviour
(perilaku
organisasi)
Reaksi
berantai yang menghubungkan kebutuhan pekerja dengan perusahaan adalah:
1
. Mengetahui kebutuhan bekerja
2
. Memotivasi pekerja untuk melakukan pekerjaan demi tercapainya tujuan
perusahaan
3
. Kerja dijalankan
4
. Tercapainya tujuan perusahaan
Ø TEORI KUANTITATIF (Riset
Operasi dan Ilmu)
Pendekatan
kuantitatif adalah penggunaan sejumlah teknik kuantitatif—seperti statistik,
model optimasi, model informasi, atau simulasi komputer—untuk membantu
manajemen dalam mengambil keputusan. Sebagai contoh, pemrograman linear
digunakan para manajer untuk membantu mengambil kebijakan pengalokasian sumber
daya; analisis jalur kritis (Critical Path Analysis) dapat digunakan untuk
membuat penjadwalan kerja yang lebih efesien; model kuantitas pesanan ekonomi
(economic order quantity model) membantu manajer menentukan tingkat persediaan
optimum; dan lain-lain.
Pengembangan
kuantitatif muncul dari pengembangan solusi matematika dan statistik terhadap
masalah militer selama Perang Dunia II. Setelah perang berakhir, teknik-teknik
matematika dan statistika yang digunakan untuk memecahkan persoalan-persoalan
militer itu diterapkan di sektor bisnis. Pelopornya adalah sekelompok perwira
militer yang dijuluki "Whiz Kids". Para perwira yang bergabung dengan
Ford Motor Company pada pertengahan 1940-an ini menggunakan metode statistik
dan model kuantitatif untuk memperbaiki pengambilan keputusan di Ford.
Ditandai dengan perkembangan tim-tim riset Operasi dalam pemecahan masalah-masalah industri, sejalan dengan perkembangan dunia teknologi, prosedur-prosedur riset operasional kemudian diformulasikan dan disebut dengan aliran Management Science.
Langkah-langkah pendekatan Management Science adalah sebagai berikut :
a. Perumusan maslah
b. Penyusunan suatu model matematis
c. Mendekatkan penyelesaian dari model
d. Pengujian model dan hasil yang didapatkan dari model
e. Penetapan pengawasan atas hasil-hasil
f. Pelaksanaan hasil dalam kegiatan implementasi
Ditandai dengan perkembangan tim-tim riset Operasi dalam pemecahan masalah-masalah industri, sejalan dengan perkembangan dunia teknologi, prosedur-prosedur riset operasional kemudian diformulasikan dan disebut dengan aliran Management Science.
Langkah-langkah pendekatan Management Science adalah sebagai berikut :
a. Perumusan maslah
b. Penyusunan suatu model matematis
c. Mendekatkan penyelesaian dari model
d. Pengujian model dan hasil yang didapatkan dari model
e. Penetapan pengawasan atas hasil-hasil
f. Pelaksanaan hasil dalam kegiatan implementasi
Ø Evolusi Teori Manajemen
Perkembangan teori manajemen untuk masa dating adalah
:
a.
Dominan
Salah satu dari aliran utama dapat muncul sebagai yang
paling berguna
b.
Divergence
Setiap aliran melalui jalur sendiri
c.
Convergence
Aliran-aliran dapat menjadi sepaham dengan
batasan-batasan diantara mereka cenderung kabur
d.
Sintesa
Masing-masing aliran berintegrasi
e.
Proliferation
Adanya kemungkinan muncul lebih banyak aliran lagi
Aliran teori
manajemen dapat dibedakan menjadi 6 yaitu :
Aliran akuntasi manajerial
a.
Aliran ekonomi manajerial
b.
Aliran thesis organisasi
c.
Aliran hubungan manusiawi dan prilaku manusia
d.
Aliran kuantitatif (Matematik dan statistic)
e.
Aliran teknis industri
Pemikiran aliran manajemen terbagi 6 yaitu :
a.
aliran operasional dan proses manajemen
b.
aliran empiric atau kasus
c.
aliran prilaku manusia
d.
aliran system social
e.
aliran teori keputusan
f.
aliran matematik
15. MANAJEMEN DAN LINGKUNGAN
EKSTERNAL
Ø Manajemen dan Lingkungan Eksternal
Manajemen lingkungan adalah aspek-aspek dari keseluruhan
manajemen (termasuk perencanaan) yang menentukan dan membawa pada implementasi
kebijakan lingkungan. Manajemen lingkungan selama ini sebelum adanya ISO 14001
berada dalam kondisi terpecah-pecah dan tidak memiliki stándar tertentu dari
satu daerah dengan daerah lain, dan secara internasional berbeda penerapannya
antara negara satu dengan lainnya. Praktek manajemen lingkungan yang dilakukan
secara sistematis, prosedural, dan dapat diulang disebut dengan Sistem
Manajemen Lingkungan ( EMS ). Manajemen lingkungan saat ini telah
banyak mengalami perubahan yang cukup berarti terutama dimulai Sejak awal tahun
1990. Penelitian mengenai efek dan akibat penerapan manajemen lingkungan telah
banyak dilakukan terutama Sejak munculnya ISO 14001 di tahun 1996. Penerapan
manajemen lingkungan yang baik di tingkat organisasi pada umumnya dibagi
menjadi 3 elemen :
v
Perlindungan
lingkungan secara fisik.
v
Membentuk
budaya berkelanjutan dalam organisasi
v
Menanamkan
nilai-nilai moral dan saling kepercayaan antar elemen organisasi.
Ø Definisi Lingkungan
Lingkungan menurut definisi umum yaitu segala sesuatu
disekitar subjek manusia yang terkait dengan aktifitasnya. Elemen lingkungan
adalah hal-hal yang terkait dengan : tanah, udara, air, sumber daya alam,
flora, fauna, manusia, dan hubungan antar faktor-faktor tersebut. Titik sentral
isu lingkungan adalah manusia. Jadi manajemen lingkungan bisa diartikan sekumpulan
aktifitas merencanakan, dan menggerakkan sumber daya manusia dan sumber daya
lain untuk mencapai tujuan kebijakan lingkungan yang telah ditetapkan.
Dalam pembahasan manajemen tidak lepas pada masalah
lingkungan yang dihadapi oleh seorang manager. Perbedaan dan kondisi lingkungan akan
berpengaruh terhadap konsep dan teknik serta keputusan yang akan diambil
Ø Faktor-faktor Lingkungan Eksternal
Mikro dan Makro
1. Faktor Lingkungan Internal yaitu lingkungan yang ada didalam
usahanya saja.
2. Faktor Lingkungan Eksternal yaitu unsur-unsur yang berada
diluar organisasi, dimana unsure-unsur ini tidak dapat dikendalikan dan
diketahui terlebih dahulu oleh manager, disamping itu juga akan mempengaruhi
manager didalam pengambilan keputusan yang akan dibuat. Unsur-unsur lingkungan
eksternal organisasi contohnya yaitu perubahan ekonomi, paraturan pemerintah,
perilaku konsumen, perkembangan teknologi, politik dan lainnya. Lingkungan
eksternal dibagi menjadi dua yaitu :
v Lingkungan eksternal mikro yaitu lingkungan yang mempunyai
pengaruh langsung terhadap kegiatan manajemen yang terdiri atas penyedia,
langganan, para pesaing, lembaga perbankan dan lainnya.
v Lingkungan eksternal makro yaitu lingkungan yang mempunyai
pengaruh tidak langsung, seperti kondisi perekonomian, perubahan teknologi,
politik, sosial dan lain sebagainya.
Ø Tanggung Jawab Sosial Manajer
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate
Social Responsibility (selanjutnya dalam artikel akan disingkat CSR)
adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan
adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang
saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan.
CSR
berhubungan erat dengan "pembangunan berkelanjutan", di mana ada
argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus
mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan, misalnya
keuntungan atau deviden melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan
lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang.
16. Proses
Perencanaan
Proses perencanaan atau planning adalah bagian dari daur kegiatan manajemen yang terutama berhubungan dengan
pengambilan keputusan (decision making)untuk masa depan, baik jangka
panjang maupun jangka pendek, sehubungan dengan pokok pertanyaan: apa, siapa,
bagaimana, kapan, di mana, dan berapa, baik sehubungan dengan lembaga yang
dimanajemeni maupun usaha-usahanya.
Proses perencanaan dapat dilaksanakan menyeluruh, misalnya dalam perencanaan
korporat, perencanaan strategis, atau perencanaan jangka panjang. Bisa juga dilakukan per divisi atau unit
bisnis stategis menjadi rencana divisi atau anak perusahaan tertentu di dalam suatu
korporasi yang lebih besar. Bisa juga dilakukan per fungsi baik di dalam
korporasi, di dalam divisi maupun unit bisnis individual, misalnya rencana
fungsi pemasaran, rencana fungsi keuangan, rencana fungsi produksi dan distribusi, dan rencana fungsi personalia. Bagaimana pun lingkup perencanaan yang dilakukan, pokok
pertanyaan yang dipikirkan sama saja: apa, siapa, bagaimana, kapan, di mana,
dan berapa. Perbedaannya menyangkut metode yang digunakan untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan itu.
Ø Pengertian Perencanaan
Dalam proses
manajemen, yang menjadi titik awalnya adalah perencanaan. Jadi perencanaan
sebagai awal kita melakukan proses manajemen sebelum kita melakukan
pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan.
Menurut
George R. Terry perencanaan adalah: “planning is the selecting and relating
of fact and the making and using of assumption regarding the future in the
visualization and formulating of proposed activities believed necessary to
achieve desired result”.
Dalam
pengertian tersebut bisa kita simpulkan antara lain:
- Perencanaan merupakan kegiatan yang harus didasarkan pada fakta, data dan keterangan kongkret.
- Perencanaan merupakan suatu pekerjaan mental yang memerlukan pemikiran, imajinasi dan kesanggupan melihat ke masa yang akan datang.
- Perencanaan mengenai masa yang akan datang dan menyangkut tindakan-tindakan apa yang dapat dilakukan terhadap hambatan yang mengganggu kelancaran usaha.
Pada intinya
perencanaan dibuat sebagai upaya untuk merumuskan apa yang sesungguhnya ingin
dicapai oleh sebuah organisasi atau perusahaan serta bagaimana sesuatu yang
ingin dicapai tersebut dapat diwujudkan melalui serangkaian rumusan rencana
kegiatan tertentu.
Ø Empat Tahap Dasar Perencanaan
Semua
kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui 4 tahapan berikut ini.
Tahap 1 : Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan
·
. Perencanaan dimulai dengankeputusan-keputusan tentang keinginan atau
kebutuhan organisasi atau kelompok kerja.Tanpa rumusan tujuan yang jelas,
organisasi akan menggunakan sumber daya sumberdayanya secara tidak
efektif.
Tahap 2 : merumuskan keadaan saat ini
·
. Pemahaman akan
posisi perusahaansekarang dari tujuan yang hendak di capai atau sumber
daya-sumber daya yang tersediauntuk pencapaian tujuan adalah sangat penting,
karena tujuan dan rencana menyangkutwaktu yang akan datang. Hanya setelah
keadaan perusahaan saat ini dianalisa, rencanadapat dirumuskan untuk
menggambarkan rencana kegiatan lebih lanjut. Tahap kedua inimemerlukan
informasi-terutama keuangan dan data statistik yang didapat
melaluikomunikasi dalam organisasi.
Tahap 3 : mengidentifikasi
segala kemudahan dan hambatan
·
. Segala kekuatan
dankelemahan serta kemudahan dan hambatan perlu diidentifikasikan untuk
mengukurkemampuan organisasi dalam mencapai tujuan. Oleh karena itu perlu
diketahui faktor-faktor lingkungan intren dan ekstern yang dapat membantu
organisasi mencapai tujuannya,atau yang mungkin menimbulkan masalah. Walau pun
sulit dilakukan, antisipasi keadaan,masalah, dan kesempatan serta ancaman yang
mungkin terjadi di waktu mendatang adalahbagian esensi dari proses perencanaan.
Tahap 4 : mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaiantujuan
·
. Tahap terakhir
dalam proses perncanaan meliputi pengembangaan berbagai alternatif kegiatan
untuk pencapaian tujuan, penilaian alternatif-alternatif tersebut danpemilihan
alternatif terbaik (paling memuaskan) diantara berbagai alternatif yang ada.
Ø Rencana
Operasional
Perencanaan operasional: kebutuhan apa
saja yang harus dilakukan untuk mengimplementasikan perencanaan strategi untuk
mencapai tujuan strategi tersebut. Lingkup perencanaan ini lebih sempit
dibandingkan dengan perencanaan strategi.
Perencanaan operasional yang khas :
Perencanaan operasional yang khas :
1. Perencanaan produksi (Production Plans)
: Perencanaan yang berhubungan dengan metode dan teknologi yang dibutuhkan
dalam pekerjaan
2. Perencanaan keuangan (Financial Plans)
: Perencanaan yang berhubungan dengan dana yang dibutuhkan untuk aktivitas
operasional
3. Perencanaan Fasilitas ( Facilites
Plans) : Perencanaan yang berhubungan dengan fasilitas & layaout pekerjaan
yang dibutuhkan untuk mendukung tugas.
4. Perencanaan pemasaran (Marketing Plans)
: Berhubungan dengan keperluan penjualan dan distribusi barang /jasa.
perencanaan sumber daya manusia (Human Resource Plans): berhubungan dengan rekruitmen, penyeleksian dan penempatan orang-orang dalam berbagai pekerjaan.
perencanaan sumber daya manusia (Human Resource Plans): berhubungan dengan rekruitmen, penyeleksian dan penempatan orang-orang dalam berbagai pekerjaan.
Ø Rencana Strategis
Perencanaan
strategis adalah proses yang dilakukan suatu organisasi untuk menentukan strategi atau arahan, serta mengambil
keputusan untuk
mengalokasikan sumber
dayanya (termasuk modal dan sumber
daya manusia) untuk
mencapai strategi ini. Berbagai teknik analisis bisnis dapat digunakan dalam proses ini, termasuk analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats), PEST (Political,
Economic, Social, Technological), atau STEER (Socio-cultural,
Technological, Economic, Ecological, Regulatory).
Perencanaan Strategis ( Strategic
Planning ) adalah sebuah alat manajemen yang digunakan untuk mengelola
kondisi saat ini untuk melakukan proyeksi kondisi pada masa depan, sehingga
rencana strategis adalah sebuah petunjuk yang dapat digunakan organisasi dari
kondisi saat ini untuk mereka bekerja menuju 5 sampai 10 tahun ke depan (
Kerzner , 2001 )Untuk mencapai sebuah strategy yang telah ditetapkan oleh organisasi dalam rangka mempunyai keunggulan kompetitif, maka para pimpinan perusahaan, manajer operasi, haruslah bekerja dalam sebuah sistem yang ada pada proses perencanaan strategis / strategic planning ( Brown , 2005 ). Kemampuan manufaktur, harus dipergunakan secara tepat, sehingga dapat menjadi sebuah senjata yang unggul dalam sebuah perencanaan stategi ( Skinner, 1969 ).Untuk mencapai sebuah strategy yang telah ditetapkan oleh organisasi dalam rangka mempunyai keunggulan kompetitif, maka para pimpinan perusahaan, manajer operasi, haruslah bekerja dalam sebuah sistem yang ada pada proses perencanaan strategis Brown , 2005 ). Kemampuan manufaktur, harus dipergunakan secara tepat, sehingga dapat menjadi sebuah senjata yang unggul dalam sebuah perencanaan stategi ( Skinner, 1969 ).
Perencanaan strategis secara eksplisit berhubungan dengan manajemen perubahan, hal ini telah menjadi hasil penelitian beberapa ahli (e.g., Ansoff, 1965; Anthony,1965; Lorange, 1980; Steiner, 1979). Lorange (1980), menuliskan, bahwa strategic planning adalah kegiatan yang mencakup serangkaian proses dari inovasi dan merubah perusahaan, sehingga apabila strategic planning tidak mendukung inovasi dan perubahan, maka itu adalah kegagalan.
Ø Faktor Waktu dan
Perencanaan
Factor
waktu dan mempunyai pengaruh sangat besar terhadap perencanaan dalam tiga hal,
yaitu:
1.
waktu sangat diperlukan untuk meaksanakan perencanaan efektif
2.
waktu sering diperlukan untk melanjutkan setiap langkah perencanaan
tanpa
informasi lengkap tentang variable-variabel dan alternatif-
alternatif,
karena waktu diperlukan untuk mendapatkan data dan
memperhitungkan
semua kemungkinan.
3.
jumlah waktu yang akan dicakup dalam rencana harus dipertimbangkan.
Faktor
waktu lainnya yang mempengaruhi perecanaan adalah seberapa sering
rencana-rencana harus ditinjau kembali dan diperbaiki. Ini tergantung pada
sumber daya yang tersedia dan derajat ketetapan perencanaan manajemen.
Rencana
jangka pendek, menengah dan panjang
Rencana
– rencana jangka pendek mencakup berbagai rencana dari satu hari sampai satu
tahun; rencana-rencana jangka menengah mempunyai rentangan waktu antara
beberapa bulan sampai tiga tahun; dan rencana- rencana jangka panjang mengikuti
kegiatan selama dua sampai lima tahun, dengan beberapa rencana yang
diproyeksikan dua puluh lima tahun atau lebih dimasa yang akan datang.
Perencanaan jangka panjang berkenaan dengan perencanaan strategic.
17. Penetapan Tujuan
Teori ini di kemukakan
oleh Edwin Locke teori ini mengatakan bahwa kita akan bergerak jika kita
memiliki tujuan yang jelas dan pasti. Dari teori ini muncul bahwa seseorang
akan memiliki motivasi yang tinggi jika ia memiliki tujuan yamh jelas. Sehingga
,umcullah apa yang disebut dengan Goal Setting ( Penetapan Tujuan ).
Edwin Locke mengemukakan
bahwa dalam penetapan tujuan memiliki empat macam mekanisme motivasional yakni
:
a)
Tujuan-tujuan
mengarahkan perhatian
b)
Tujuan-tujuan
mengatur upaya
c)
Tujuan-tujuan
meningkatkan persistensi
d) Tujuan-tujuan menunjang
strategi-strategi dan rencana-rencana kegiatan.
Teori ini juga
mengungkapkan hal-hal sebagai berikut :
v Kuat lemahnya tingkah laku manusia
di tentukan oleh sifat tujuan yang hendak di capai
v Kecenderungan manusia
untuk berjuang lebih keras mencapai suatu tujuan apabila tujuan itu jalas, di
pahami dan bermanfaat
v Makin kabur atau makin
sulit di pahami suatu tujuan akan makin besar keengganan dalam bertingkah laku.
Ø Misi
dan Tujuan Organisasi
pengertian misi dan tujuanA. Pengertian
Dalam sejarah kehidupan manusia, tidak ada atau dijumpai fakta yang menunjukkan bahwa manusia dapat hidup sendiri selama-lamanya.
Kelompok manusia selalu hidup bersama dan bekerja sama untuk mewujudkan cita-cita, impian, harapan, ide-ide agar menjadi sebuah kenyataan. Kegiatan yang terorganisir ini bisa disebut dengan organisasi. Bila disederhanakan untuk mendefinisikan tentang organisasi, yakni “adanya sistem dari sekelompok orang yang bekerja sama dalam melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu”.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dinamakan organisasi terdapat beberapa unsur, yakni: sistem, kumpulan orang, kerja sama, adanya kegiatan, adanya tujuan.
Semua unsur-unsur tersebut saling terkait antara satu dengan yang lain. Apabila ada kumpul-kumpul namun hanya untuk happy-happy (cangkru’an), hal tersebut masih belum dikategorikan sebuah organisasi. Begitu juga kalau ada tujuan namun dikerjakan oleh satu orang juga masih belum masuk kategori organisasi.
b. Pengertian Misi
Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh lembaga dalam usahanya mewujudkan Visi. Misi organisasi adalah tujuan dan alasan mengapa organisasi itu ada. Misi juga akan memberikan arah sekaligus batasan proses pencapaian tujuan.
c. Tujuan
Merupakan sesuatu yang akan di capai dalam rentang waktu tertentu, Tujuan berdasarkan rentang dan cakupanya dapat di bagi dala beberapa karakteristik antara lain : a.Tujuan Jangka panjang, b.Tujuan Jangka menengah dan, c.Tujuan Jangka pendek.
Ø
Fungsi Tujuan
Fungsi
Tujuan dalam Organisasi
Konsep
tujuan organisasi di pandang secara luas mempunyai beberapa fungsi penting yang
bervariasi menurut waktu dan keadaan. Berbagai fungsi tujuan antara lain sebagi
berikut :
1. Patokan Bagi
Kegiatan bagi kegiatan-kegiatan yang ada dalam organisasi, melalui penggambaran
hasil-hasil di waktu yang akan datang. Fungsi tujuan memberikan arah dan
pemusatan kegiatan organisasi mengenai apa yang harus dan tidak harus dilakukan
2. Sumber
Legitimasi dengan meningkatkan kemampuan kegiatan-kegiatan yang dilakukan,
berguna untuk meningkatkan kemampuan organisasi untuk mendapatkansumber
daya dan dukungan dari lingkungan di sekitarnya
4. Sumber Motivasi
untuk mendorong anggota lainnya dalam melaksanakan tugasnya, misalnya dengan
memberikan intensif bagi anggota yang melaksanakan tugasnya dengan baik,
menghasilkan produk di atas standar dan lain sebagainya yang akhirnya dapat
mendorong para anggota lainnya.
5. Dasar Rasional
Pengorganisasian, tujuan organisasi merupakan suatu dasar perancangan
organisasi yang saling berinteraksi dalam kegiatan-kegiatan untuk mencapai
tujuan.
Fungsi
perumusan strategi dalam organisasi sering juga mengguna istilah “grand
strategy”, diantaranya adalah perumusan visi, misi, tujuan (objective),
kebijakan (policy), dan strategi, serta perencanaan tentang bagaimana
pengorganisasian (organization planning) seluruh kegiatan dalam menjalankan
strategi tersebut.
Organization
Planning memberikan arahan kepada setiap awak organisasi, kemana organisasi
akan dibawa di masa yang akan datang. Ditinjau secara hirarki, fungsi ini
berada pada tingkatan tertinggi. Prosesnya memerlukan pemahaman yang mendalam
serta analisis yang cermat dan cerdas tentang berbagai perkembangan kondisi
lingkungan strategis, seperti perkembangan teknologi, ekonomi sosial budaya,
politik, bahkan bagi beberapa organisasi diperlukan kajian tentang sejarah di
masa silam. Permasalahan yang dihadapi sangat kompleks dan dinamis, sehingga
penuh ketidakpastian, namun harus dapat dikenali secara cerdas untuk mengurangi
tingkat ketidakpastian tadi. Untuk itu diperlukan personil yang memiliki daya
abstraksi kuat, kemampuan yang solid dalam melakukan analisis terhadap
perkembangan lingkungan strategik, serta melakukan sintesa terhadap
perkembangan iptek. Tujuan utama dari penyelengaraan ini adalah tercapainya
tujuan secara efektif.
Ø Management
By Objective (MBO)
Management by Objective ( MBO ) digagas pertama kali oleh Peter F.Drucker
yang merupakan profesor, praktisi konsultan manajemen dari Claremont Graduate
University atau sekarang dikenal dengan nama Peter F.Drucker and Masatoshi Uto
Graduate School of Management.MBO digagas pada tahun 1954, dengan tujuan agar para perusahaan dapat berjalan baik harus menetapkan sasaran yang jelas dan secara terpadu agar goal atau tujuan dapat tercapai secara efektif.
MBO mendorong setiap tingkatan manajemen berkomitmen untuk partisipasi dalam mencapai rencana yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Dalam pelaksanaan MBO ini harus ada kesepakatan antara karyawan dan pimpinan, agar mereka melaksanakan dan memiliki komitmen yang sama, yaitu :
• Tujuan yang ingin dicapai oleh setiap bagian / bawahan.
• Perencanaan yang akan dilakukan setiap divisi, untuk mendukung tujuan bersama.
• Standard pengukuran keberhasilan pencapaian tujuan.
• Prosedur untuk mengevaluasi keberhsilan pencapaian tujuan.
Untuk mencapai keberhasilan dalam MBO, dibutuhkan partisipasi aktif dari semua pihak internal di perusahaan.
Pimpinan dan karyawan di dalam perusahaan harus memiliki kesepakatan untuk mewujudkan kinerja yang lebih baik, dimana dicapai melalui proses perencanaan dan implementasi, serta melalui pengawasan bersama dan terintegrasi.
Untuk pelaksanaan MBO, maka di butuhkan tahapan-tahapan sebagai berikut :
• Tahap Persiapan, dimana menyiapkan dokumen-dokumen serta data-data yang diperlukan.
• Tahap Penyusunan, dimana menjabarkan tugas pokok dan fungsi-fungsi setiap bagian dalam organisasi, agar seluruhnya terintegrasi mencapai visi dan misi yang dicanangkan oleh perusahaan. Merumuskan keadaan sekarang untuk membantu identifikasi dan antisipasi masalah atau hambatan serta kemudahan-kemudahan.
• Tahap Pelaksanaan, dimana pelaksanaan seluruh kegiatan dan fungsi manajemen secara menyeluruh seperti pengorganisasian, pengarahan, pemberian semangat dan motivasi, koordinasi, integrasi dan sinkronisasi.
• Tahap Pengendalian, Monitor, Evaluasi dan Penyesuaian, dimana bertujuan tercapainya tujuan dan sasaran yang tertuang dalam rencana stratejik ( Renstra ) melalui kegiatan keseluruhan dalam perusahaan.
Penilaian Kinerja diukur dengan : Efesiensi, Efektivitas, Kemanfaatan program dan keberlanjutan program/kegiatan. Evaluasi dilaksanakan terahadap HASIL (OUTCOMES) PROGRAM yang berupa DAMPAK DAN MANFAAT.
Dalam penyusunan rencana, maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah :
• Apa yang akan di kerjakan ? ( What ), tindakan-tindakan apa yang akan dilakukan agar tercapainya sasaran.
• Dimana kegiatan akan dilakukan ? ( Where ), perlu dipertimbangkan tempat pelaksanaan kegiatan yang dapat mendukung kegiatan perencanaan tersebut.
• Kapan waktu yang tepat untuk melaksanakannya ? ( When ), dimana kemampuan untuk mengatur, memilih dan memanfaatkan waktu yang tepat untuk melaksanakan rencana dan eksekusi rencana tersebut.
• Bagaimana, rencana tersebut dilaksanakan ? ( How ), dengan metoda apa pelaksanaan rencana ini akan di eksekusi.
• Siapa yang menjadi sasaran ? ( Who ), menentukan siapa sasaran dan siapa orang yang berkompeten untuk melaksanakan rencana tersebut.
• Mengapa ini dilakukan ? ( Why ), merupakan jawaban dari seluruh pertanyaan What, Where, When, How dan Who. Berusaha melihat, apakah rencana-rencana tersbut apakah memiliki kelemahan.
18. Pembuatan
Keputusan
Ø Tipe-tipe Kepitusan :
Pengambilan
keputusan ( Decision making) : adalah tindakan manajemen dalam pemilihan
alternative untuk mencapai sasaran.
Keputusan
dibagi dalam 3 tipe :
·
Keputusan
terprogram/keputusan terstruktur : keputusan yg berulang2 dan rutin, sehingga
dapt diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pd
manjemen tkt bawah. Contoh: keputusan pemesanan barang, keputusan penagihan
piutang,dll.
·
Keputusan
setengah terprogram / setengah terstruktur : keputusan yg sebagian dpt
diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tdk terstruktur.
Keputusan ini seringnya bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan2 serta
analisis yg terperinci. Co:/ Keputusan membeli sistem komputer yg lebih
canggih, keputusan alokasi dana promosi.
·
Keputusan
tidak terprogram/ tidak terstruktur : keputusan yg tidak terjadi berulang-ulang
dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas.
Informasi untuk pengambilan keputusan tdk terstruktur tdk mudah untuk
didapatkan dan tdk mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar.
Pengalaman manajer merupakan hal yg sangat penting didalam pengambilan
keputusan tdk terstruktur. Keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain
adalah contoh keputusan tdk terstruktur yg jarang terjadi.
Ø Proses pembuatan Keputusan :
1.
Pemahaman
dan perumusan masalah
Manajaer harus
menemukan masalah apa yang sebenarnya, dan menentukan bagian-bagian mana yang
harus dipecahkan dan bagian mana yang seharusnya dipecahkan.
- Pengumpulan dan analisa data yang relevan
Setelah masalahnya ditemukan, lalu
ditentukan dan dibuatkan rumusannya untuk membuat keputusan yang tepat.
- Pengembangan alternatif
Pengembangan alternatif memungkinkan
menolak kecendrungan membuat keputusan yang cepat agar tercapai keputusan yang
efektif.
- Pengevaluasian terhadap alternatif yang dipergunakan
Menilai
efektivitas dari alternatif yang dipakai, yang diukur dengan menghubungkan
tujuan dan sumber daya organisasi dengan alternatif yang realistik serta
menilai seberapa baik alternatif yang diambil dapat membantu pemecahan masalah.
- Pemilihan alternatif terbaik
Didasarkan pada informasi yang
diberikan kepada manajer dan ketidaksempurnaan kebijaksanaan yang diambil oleh
manajer.
- Implementasi keputusan
Manajer harus menetapkan anggaran,
mengadakan dan meng alokasikan sumber daya yang diperlukan, serta menugaskan
wewenag dan tanggung jawab pelaksana tugas, dengan mempewrhatikan resiko dan
ketidakpastian terhadap keputusan yang diambil.
- evaluasi atas hasil keputusan
Implementasi
yang telah diambil harus selalu dimonitor terus-menerus, apakah berjalan lancar
dan memberikan hasil yang diharapkan.
Ø Keterlibatan
Bawahan dalam Pembuatan Keputusan
Para manejer
akan sulit untuk membuat keputusan tanpa melibatkan bawahan, keterlibatan ini
dapat formal, seperti pengunaan kelompok dalam pembuatan keputusan, atau
informal, seperti permintaan akan gagasan.
1. Pembuatan
Keputusan Kelompok
Banyak
manajer merasa bahwa keputusan yang dibuat secara kelompok, seperti panitia
lebih efektif karena mereka memaksimumkan pengetahuan lain. Berbagai kebaikan
dan kelemahan pembuatan keputusan secara kelompok
Kebaikan
|
Kelemahan
|
|
1. Implementasi suatu keputusan
apakah dibuat oleh kelompok atau tidak, haru diselesaikan oleh para
manejersecara individual. Karena kelompok tidak diberikan tanggung jawab,
keputusan kelompok dapat menghasilkan situasi dimana tidak seorangpun merasa
bertanggung jawab dan saling melempar tanggung jawab.
5. Bila atasan terlilbat, atau salah
satu anggota mempunyai kepribadian yang dominan, keputusan yang dibuat
kelompok dalam kenyataannya bukan keputusan kelompok.
|
19. Pengorganisasian
Ø Pengertian
pengorganisasian
Istilah
Organizing berasal dari perkataan “organism” yangmempunyai arti menciptakan
suatu struktur dengan bagian-bagianyang terintegrasi sehingga mempunyai
hubungan yang salingmempengaruhi satu dengan lainnya Adapun beberapa definisi
dari pengorganisasian yangdiungkapkan oleh para ahli manajemen, yang antara
lain adalah:
a) Pengorganisasian
adalah aktivitas menyusun dan membentukhubungan-hubungan kerja antara
orang-orang sehingga terwujudsuatu kesatuan usaha dalam mencapai tujuan-tujuan
yang telahditetapkan.
b) Menurut George R.
Terry, pengorganisasian sebagai kegiatanmengalokasikan seluruh pekerjaan yang
harus dilaksanakan antarakelompok kerja dan menetapkan wewenang tertentu serta
tanggungjawab masing-masing yang bertanggung jawab untuk setiapkomponen dan
menyediakan lingkungan kerja yang sesuai dantepat.
c) Menurut Siagian
berpendapat bahwa pengorganisasian merupakankeseluruhan proses pengelompokkan
orang-orang, alat-alat, tugastugas,tanggung jawab dan wewenang sedemikian rupa
sehinggatercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatukesatuan
dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Dari pengertian di atas,
dapat ditarik kesimpulan bahwapengorganisasian adalah suatu kegiatan untuk
mengelompokkan orang-orang dengan tugas dan fungsinya masing-masing
yangkesemuanya saling berhubungan dan saling mempengaruhi.
Ø Teori-teori Organisasi
Teori organisasi adalah studi tentang
bagaimana organisasi menjalankan fungsinya dan bagaimana mereka mempengaruhi
dan dipengaruhi oleh orang-orang yang bekerja di dalamnya ataupun masyarakat di
lingkup kerja mereka. Teori organisasi adalah suatu konsefsi, pandangan,
tinjauan, ajaran, pendapat atau pendekatan tentang pemecahan masalah organisasi
agar lebih berhasil dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Masalah
adalah segala sesuatu yang segala sesuatu yang ada hubungannya dengan
kepentingan organisasi yang memerlukan pemecahan dan pengambilan keputusan. Ada
banyak masalah yang dihadapi organisasi (kompleks) dan memerlukan pemecahan
tersendiri sehingga muncul berbagai kajian untuk lebih memahami efektivitas
organisasi Teori organisasi Muncul pada abad 19 dilatarbelakangi oleh Revolusi
Inggris dan lahirnya perusahaan raksasa di Amerika Serikat.
Evoluasi Teori Organisasi Terdiri atas :
Ø Teori Klasik Teori tipe organisasi (Birokrasi) oleh Max Weber (Sosiolog Jerman Teori manajemen Ilmiah oleh Fredrick Winslow Taylor (AmerikaTeori ) administrative (prinsif-prinsif organisasi) oleh Henry Fayol (Prancis).
Ø Teori Organisasi dan Manajemen Neo Klasik
Ø Teori modern
Ø Teori organisasi dan manajemen Jepang
3 Golongan Teori Organisasi Modern (Prajudi Atmosudirdjo):
Ø Teori organisasi klasik;
Ø Teori organisasi hubungan antar manusia
Ø Teori proses;
Ø Teori prilaku;
Ø Teori Sistema.
4 Macam Teori Organisasi (Amitai Etzioni) :Evoluasi Teori Organisasi Terdiri atas :
Ø Teori Klasik Teori tipe organisasi (Birokrasi) oleh Max Weber (Sosiolog Jerman Teori manajemen Ilmiah oleh Fredrick Winslow Taylor (AmerikaTeori ) administrative (prinsif-prinsif organisasi) oleh Henry Fayol (Prancis).
Ø Teori Organisasi dan Manajemen Neo Klasik
Ø Teori modern
Ø Teori organisasi dan manajemen Jepang
3 Golongan Teori Organisasi Modern (Prajudi Atmosudirdjo):
Ø Teori organisasi klasik;
Ø Teori organisasi hubungan antar manusia
Ø Teori proses;
Ø Teori prilaku;
Ø Teori Sistema.
Ø Teori klasik (Scientific management);
Ø Aliran hubungan manusia (human relations);
Ø Sistem pendekatan struktural;
Ø Teori pembuatan keputusan
5 Macam Teori Organisasi (Wursanto, 2003:260-274)
Ø Teori organisasi klasik;
Ø Teori organisasi birokrasi;
Ø Teori organisasi human relations;
Ø Teori organisasi perilaku;
Ø Teori organisasi proses;
Ø Teori organisasi kepemimpinan;
Ø Teori organisasi fungsi;
Ø Teori organisasi pembuatan keputusan;
Ø Teori organisasi kontingensi.
6 Pendekatan Teori Organisasi (Harold Koontz dan Cyrill o’Donnell)
Ø Pendekatan pengalaman atau kasus (the empirical, or case approach);
Ø Pendekatan prilaku antar pribadi (the interpersonal behavior approach);
Ø Pendekatan perilaku kelompok (the group behavior approach);
Ø Pendekatan kerjasama sistem social (the cooperative social system approach);
Ø Pendekatan sistem teknik sosial (the sociotechnical system approach);
Ø Pendekatan teori keputusan (the decision theory-center approach);
Ø Pendekatan pusat komunikasi (the communication-center approach);
Ø Pendekatan operasi (the operational approach).
Teori Organisasi :
1. Teori Organisasi Klasik (Teori Tradisonal)
a. Teori Birokrasi.
b. Teori Administrasi.
c. Manajemen Ilmiah.
2. Teori Neoklasik (Teori hubungan antar manusiawi)
=>Menekankan pentingnya aspek psikologis dan sosial karyawan.
3. Teori Organisasi Modern
=> Semua unsur organisasi sebagai satu kesatuan dan saling ketergantungan.
a.
Struktur Organisasi
Definisi
Struktur Organisasi
Strukturorganisasi mendefinisikan cara tugas pekerjaan dibagi, dikelompokkan,
dandikoordinasikan secara formal. Struktur organisasi juga dapat di
definisikanadalah suatu keputusan yang diambil oleh organisasi itu sendiri
berdasakansituasi, kondisi dan kebutuhan organisasi. Struktur suatu
organisasimenggambarkan bagaimana organisasi itu mengatur dirinya sendiri,
bagaimanamengatur hubungan antar orang dan antar kelompok. Struktur suatu
organisasi adakaitannya dengan tujuan, sebab struktur organisasi itu adalah
cara organisasiitu mengatur dirinya untuk bisa mencapai tujuan yang ingin
dicapainya.
Ø
Pembagian
Kerja
Pembagian kerja harus disesuaikan dengan
kemampuan dan keahlian sehingga pelaksanaan kerja berjalan efektif. Oleh karena
itu, dalam penempatan karyawan
harus menggunakan prinsip the right man in the right place. Pembagian
kerja harus rasional/objektif, bukan emosional subyektif yang didasarkan atas dasar like
and dislike.
Dengan adanya prinsip orang yang tepat
ditempat yang tepat (the right man in the right place) akan memberikan
jaminan terhadap kestabilan, kelancaran dan efesiensi kerja.
Pembagian kerja yang baik merupakan kunci bagi penyelengaraan kerja.
kecerobohan dalam pembagian kerja akan berpengaruh kurang baik dan mungkin
menimbulkan kegagalan dalam penyelenggaraan pekerjaan, oleh karena itu, seorang
manajer yang berpengalaman akan menempatkan pembagian kerja sebagai prinsip
utama yang akan menjadi titik tolak bagi prinsip-prinsip lainnya.
Ø Bentuk-bentuk Organisasi
Menurut pola
hubungan kerja, lalu lintas wewenang dan tanggung jawab, maka bentuk organisasi
dapat dibedakan sebagai berikut:
- Bentuk Organisasi Garis
Bentuk
ini merupakan nbentuk organisasi paling tua dan paling sederhana. Bentuk
organisasi diciptakan oleh Henry Fayol. Biasa juga disebut dengan organisasi
militer dimana cirinya adalah struktur organisasi ini relatif kecil, jumlah
karyawan yang relatif sedikit, saling kenal, dan spesialisai kerja yang belum
begitu rumit dan tinggi.
Kebaikannya;
1. Kesatuan komado
terjamin baik karena pimpinan berada pada satu tangan.
2. Proses pengambilan
keputusan berjalan dengan cepat karena jumlah orang yang diajak berkonsultasi
masih sedikit.
3. Rasa solidaritas
dianatara karyawan umumnya tinggi karena saling mengenal.
Keburukannya;
1. Seluruh organisasi tergantung pada
satu pimpinan (satu orang) dimana bila pimpinan tersebut berhalangan maka
organisasi tersebut akan mandek atau hancur.
2. Ada kecenderungan pimpinan bertindak
secara otokratis.
3. Kesempatan karyawan untuk berkembang
terbatas.
- Bentuk Organisasi Fungsional
Bentuk ini
merupakan bentuk dimana sebagian atau segelintir pimpinan tidak mempunyai
bawahan yang jelas karena setiap pimpinan berwenang memberikan komando pada
bawahannya. Bentuk ini dikembangkan oleh FW Taylor.
Kebaikannya;
1. Pembidangan tugas-tugas jelas.
2. Spesialisasi karyawan dapat
dikembangkan dan digunakan semaksimal mungkin.
3. Digunakannya tenga-tenaga ahli dalam
berbagai bidang sesuai dengan fungsinya.
Keburukannya;
1. Karena adanya spesialisasi kerja
maka akan sulit untuk mengadakan tour of duty.
2. Karyawan lebih mementingkan
bidangnya sehingga sukar untuk melaksanakan koordinasi.
- Bentuk Organisasi Garis dan Staff
Bentuk ini
umumnya dianut oleh organisasi besar, daerah kerja yang luas, mempunyai bidang
tugas yang beraneka dan rumit serta jumlah karyawan yang banyak. Bentuk ini
diciptakan oleh Harrington Emerson.
Kebaikannya;
1. Dapat digunakan pada setiap
organisasi yang besar, apapun tujuannya, luas organisasinya,dan kompleksitas
susunan organisasinya.
2. Pengambilan keputusan lebih mudah
karena adanya dukungan dari staf ahli.
3. Perwujudan “the right man in the
right place”lebih mudah terlaksana.
Keburukannya;
1. Sesama karyawan dapat terjadi tidak
saling mengenal, solidaritas sulit terbangun
2. Karena susunan organisasinya yang
koompleksitas, maka kesulitannya adalah dalam bidang koordinasi antar divisi
atau departemen.
- Bentuk Organisasi Fungsional dan Staff
Bentuk ini
merupakan kombinasi dari bentuk organisasi fungsional dan bentuk organisasi
garis dan staff. Adapun kebaikan dan keburukan dari bentuk organisasi ini
adalah juga merupakan kombinasi dari bentuk diatas.
Ø Departementasi
Suatu organisasi
memiliki suatu permasalahan dan pekerjaan yang harus di selesaika. Dalam hal
ini perlu adanya pembagian tugas dalam setiap penanganan setiap pekerjaan.
Pembagian tersebut dinamakan Departementasi.
Departementasi sangat
penting dalam organisasisebab departementasi yang di laksanakan dengan
pertimbangan yang matang dapat menghasilkan efesiensi dan efektifitas kerja
sebuah organisasi.
Ø Departementasi
Fungsional
Departemen
Fungsional adalah pengelompokan fungsi yang sama atau kegiatan yang sejenis
untuk membentuk satuan organisasi. Ini merupakan bentuk organisasi yang paling
umum dan bentuk dasar departementasi.
Individu dikelompokkan berdasarkan ketrampilan, pengetahuan, dan tindakan yang dilakukan. Misalnya organisasi hanya terbagi dalam bagian administrasi, dan bagian operasi.
Pembentukan satuan satuan organisasi yang masing masing diserahi mengurus sekelompok aktivitas yang tergolong sejenis menurut sifatnya atau pelaksanaan pekerjaan pekerjaan yang berkaitan.
Individu dikelompokkan berdasarkan ketrampilan, pengetahuan, dan tindakan yang dilakukan. Misalnya organisasi hanya terbagi dalam bagian administrasi, dan bagian operasi.
Pembentukan satuan satuan organisasi yang masing masing diserahi mengurus sekelompok aktivitas yang tergolong sejenis menurut sifatnya atau pelaksanaan pekerjaan pekerjaan yang berkaitan.
Kebaikan :
1. Pendekatan ini menjaga kekuasaan dan kedudukan
fungsi-fungsi utama.
2. Menciptakan efisiensi melalui
spesialisasi.
3. Memusatkan keahlian organisasi.
4. Memungkinkan pengawasan manajemen
puncak
5. Tugasnya jelas
6. Pengetahuan yang dibutuhkan tidak
banyak
7. Hanya membutuhkan manajer saja yang
harus berwawasan luas
8. Mudah dijelaskan pada anggota bila
ada persoalan
Kelemahan :
1. Menciptakan konflik antar fungsi.
2. Adanya kemacetan pelaksanaan tugas.
3. Umpan balik yang lambat.
4. Memusatkan pada kepentingan
tugasnya.
5. Para anggota berpandangan lebih
sempit serta kurang inovatif
6. Kejenuhan akibat monotonnya
aktivitas
7. Komunikasi antar area tidak lancar
terutama bila ada problem
8. Individu dalam bekerja hanya
memperhatikan struktur hierarki
Ø Departementasi Divisional
Departementasi
divisional, departemen perusahaan besar yang berupa bisnis terpisah; mungkin
ditujukan untuk membuat dan menjual produk spesifik atau melayani pasar
spesifik.
Dengan membagi divisi-divisi atas dasar produk, wilayah, langganan, dan proses, dimana tiap divisi merancang, memproduksi dan memasarkan produknya sendiri.
Dengan membagi divisi-divisi atas dasar produk, wilayah, langganan, dan proses, dimana tiap divisi merancang, memproduksi dan memasarkan produknya sendiri.
a.
Struktur
organisasi divisional atas dasar produk
Setiap departementasi bertanggung jawab atas suatu produk yang berhubungan. Struktur ini dipakai bila teknologi pemprosesan dan metode pemasaran sangat berbeda.
Setiap departementasi bertanggung jawab atas suatu produk yang berhubungan. Struktur ini dipakai bila teknologi pemprosesan dan metode pemasaran sangat berbeda.
b. Struktur organisasi divisional atas
dasar wilayah.
Pengelompokkan kegiatan atas dasar, tempat dimana operasi berlokasi atau menjalankan usahanya. Faktor yang menjadi pertimbangan adalah bahan baku, tenaga kerja, pemasaran, transportasi dan lain sebagainya.
Pengelompokkan kegiatan atas dasar, tempat dimana operasi berlokasi atau menjalankan usahanya. Faktor yang menjadi pertimbangan adalah bahan baku, tenaga kerja, pemasaran, transportasi dan lain sebagainya.
Kebaikan :
1.
Semua
kegiatan, ketrampilan, keahlian untuk memproduksi dan
memasarkan dikelompokan menjadi satu dibawah seorang
kepala.
2.
Semua
kegiatan mudah untuk dikoordinasidan prestasi kerja terpelihara.
3.
Kualitas dan
kecepatan membuat keputusan meningkat.
4.
Menempatkan
pengembangan dan implementasi strategi dekat dengan
lingkungan divisi yang khas
lingkungan divisi yang khas
5.
Merumuskan tanggung – jawab dengan jelas dan
perhatian
dipusatkan pertanggungjawaban atas prestasi kerja.
dipusatkan pertanggungjawaban atas prestasi kerja.
6.
Membebaskan para kepala eksekutif dalam
pembuatan keputusan strategi lebih luas.
7.
Cocok untuk
lingkungan yang cepat berubah.
8.
Mempertahankan
spesialisasi fungsional dalam setiap divisi.
Kelemahan :
1. Berkembangnya persaingan
disfungsional potensial atas sumber daya
perusahaan dan konflik antara tugas dan prioritas.
perusahaan dan konflik antara tugas dan prioritas.
2. Seberapa besar delegasi wewenang
diberikan.
3. Masalah kebijaksanaan dalam alokasi
sumber daya dan distribusi
biaya overhead perusahaan.
biaya overhead perusahaan.
4. Menimbulkan konsistensi
kebijaksanaan antar divisi.
5. Masalah duplikasi sumber daya dan
perlatan yang tidak perlu
6. Masing-masing divisi bisa menghadapi
problem yang sama sehingga
terjadi pengulangan dalam pengatasannya
terjadi pengulangan dalam pengatasannya
7. Target divisi bisa mengalahkan
target organisasi
8. Konflik antar divisi bisa terjadi,
bila terjadi problem organisasi, maka
membutuhkan orang yang sangat ahli dan menguasai banyak hal
membutuhkan orang yang sangat ahli dan menguasai banyak hal
20.
Organisasi Proyek dan Metrik
Organisasi
proyek matriks merupakan suatu organisasi proyek yang melekat pada divisi
fungsional suatu organisasi induk. Pada dasarnya organisasi ini merupakan
penggabungan kelebihan yang terdapat dalam organisasi fungsional dan organisasi
proyek khusus.
Beberapa
kelebihan yang terdapat dalam bentuk organisasi ini yaitu manajer proyek
bertanggung jawab penuh kepada proyek, permasalahan yang terjadi dapat segera
ditindaklanjuti, lebih efisien karena menggunakan sumber daya maupun tenaga
ahli yang dimiliki pada beberapa proyek sekaligus serta para personil dapat
kembali ke organisasi induk semula apabila proyek telah selesai.
Adapun
beberapa kekurangan yang terdapat dalam bentuk organisasi proyek ini antara
lain manajer proyek tidak dapat mengambil keputusan mengenai pelaksanaan
pekerjaan dan kebutuhan personil karena keputusan tersebut merupakan wewenang
dari pada departemen
lain,
terdapat tingkat ketergantungan yang tinggi antara proyek dan organisasi lain
pendukung proyek serta terdapat dua jalur pelaporan bagi personil proyek karena
personil proyek berada dibahwah komando pimpinan proyek dan departemen
fungsional.
Kebaikan :
1. Memaksimumkan efisiensi penggunaan
manajer fungsional.
2. Mengembangkan ketrampilan dan
kreatifitas karyawan serta fleksibilitas
kepada organisasi.
kepada organisasi.
3. Melibatkan motivasi dan menantang
karyawan serta memperluas
pandangan manajemen terhadap masalah strategi perusahaan yang akhirnya
membebaskan manajemen puncak untuk perencanaan.
pandangan manajemen terhadap masalah strategi perusahaan yang akhirnya
membebaskan manajemen puncak untuk perencanaan.
4. Menstimulasi kerja sama antar
disiplin dan mempermudah kegiatan perusahaan
dan orientasi proyek.
dan orientasi proyek.
5. Mampu mengombinasi kelebihan pola
fungsional dan divisional
6. Menekankan pada teknik dan pasar
7. Memerlukan sejumlah manager yang
mampu menangani personil bidang teknik
dan pemasaran
dan pemasaran
Kelemahan :
1. Adanya pertanggungjawaban ganda dan
kebijaksanaan yang kontradiktif
2. Memerlukan koordinasi vertikal dan
horisontal.
3. Memerlukan lebih banyak ketrampilan
antar pribadi.
4. Menimbulkan resiko timbulnya perasaan
anarki.
5. Sangat mahal untuk di
implementasikan.
6. Mendorong pertentangan kekuasaan dan
lebih mengarah perdebatan daripada kegiatan.
7. Sangat mahal
8. Kesatuan komando bisa hilang karena
individu memiliki lebih dari satu supervisor
21. Pengertian Koordinasi
Menurut
G.R. Terry koordinasi adalah suatu usaha yang sinkron dan teratur untuk
menyediakan jumlah dan waktu yang tepat, dan mengarahkan pelaksanaan untuk
menghasilkan suatu tindakan yang seragam dan harmonis pada sasaran yang telah
ditentukan. Sedangkan menurut E.F.L. Brech, koordinasi adalah mengimbangi dan
menggerakkan tim dengan memberikan lokasi kegiatan pekerjaan yang cocok dengan
masing-masing dan menjaga agar kegiatan itu dilaksanakan dengan keselarasan
yang semestinya di antara para anggota itu sendiri (Hasibuan, 2007:85).Menurut Mc. Farland (Handayaningrat, 1985:89) koordinasi adalah suatu proses di mana pimpinan mengembangkan pola usaha kelompok secara teratur di antara bawahannya dan menjamin kesatuan tindakan di dalam mencapai tujuan bersama.
Sementara itu, Handoko (2003:195) mendefinisikan koordinasi (coordination) sebagai proses pengintegrasian tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan pada satuan-satuan yang terpisah (departemen atau bidang-bidang fungsional) suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien.
Menurut Handoko (2003:196) kebutuhan akan koordinasi tergantung pada sifat dan kebutuhan komunikasi dalam pelaksanaan tugas dan derajat saling ketergantungan bermacam-macam satuan pelaksananya. Hal ini juga ditegaskan oleh Handayaningrat (1985:88) bahwa koordinasi dan komunikasi adalah sesuatu hal yang tidak dapat dipisahkan. Selain itu, Handayaningrat juga mengatakan bahwa koordinasi dan kepemimpinan (leadership) adalah tidak bisa dipisahkan satu sama lain, karena satu sama lain saling mempengaruhi.
Kebutuhan
akan koordinasi
Untuk melihat kemampuan seorang manajer sebagai pemimpin ( atasan
)dalam melakukan koordinasi dilihat dari besar kecilnya jumlah
bawahanyang ada dalam tanggung jawabnya, yang dikenal sebagai rentang
manajemen.Koodinasi dibutuhkan sekali oleh para karyawannya,sebab tanpa
koordinasi setiapkaryawan tidak mempunyai pegangan mana yang harus diikuti,
sehingga akanmerugikan organisasi itu sendiri.
Dengan koordinasi diharapkan keharmonisan atau keserasian
seluruhkegiatan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Sehingga tiap departemen
atauperusahaan atau bagian menjadi seimbang dan selaras. Koordinasi merupakan
usahauntuk menciptakan keadaan yang berupa tiga S,yaitu serasi,selaras dan
seimbang.Kebutuhan koordinasi tergantung pada sifat dan kebutuhan komunikasi dalampelaksanaan
tugas dan derajat ketergantungan dari tiap satuan pelaksanaan.
Prinsip rentang manajemen berkaitan erat dengan jumlah bawahan
yangdapat dikendalikan secara efektif oleh manajer atau atasan. Antara
rentangmanajemen dan koordinasi saling berhubungan erat. Ada anggapan bahwa
semakinbesar jumlah rentangan semakin sulit untuk mengkoordinasikan kegiatan
bawahansecara efektif.
Terdapat 3 (tiga) macam saling ketergantungan di
antarasatuan-satuan organisasi seperti diungkapkan oleh James D. Thompson (Handoko,2003:196),
yaitu:
1.
Saling ketergantungan yangmenyatu (pooled
interdependence)
Bilasatuan-satuan organisasi tidak saling tergantung satu dengan
yang lain dalammelaksanakan kegiatan harian tetapi tergantung pada pelaksanaan
kerja setiapsatuan yang memuaskan untuk suatu hasil akhir.
2.
Saling ketergantungan yangberurutan (sequential
interdependece)
Dimana
suatu satuan organisasi harus melakukan pekerjaannya terlebih dulu
sebelumsatuan yang lain dapat bekerja.
3.
Saling ketergantungan timbalbalik (reciprocal
interdependence)
Merupakan
hubungan member dan menerima antarsatuan organisasi. Ketiga hubungan saling
ketergantungan ini dapat digambarkanseperti terlihat pada diagram berikut ini.
Masalah-masalah pencapaian koordinasi yang efektif
Empat tipe perbedaan dalam sikap dan cara kerja di antara bermacam-macam
individu dan departemen-departemen dalam organisasi menurut Paul R. Lawrence
dan Jay W. Lorch adalah:
Perbedaan
dalam orientasi terhadap tujuan tertentu.
Para anggota
dari departemen yang berbeda mengembangkan pandangan-pandangan mereka sendiri
tentang bagaimana cara mencapai kepentingan organisasi yang baik.
Perbedaan
dalam oriantasi waktu
Manajer akan
lebih memperhatikan masalah-masalah yang harus dipecahkan segera atau dalam
periode waktu pendek. Bagian penelitian dan pengembangan lebih terlibat dengan
masalah-masalah jangka panjang.
Perbedaan
dalam orientasi antar pribadi.
Kegiatan
produksi memerlukan komunikasi dan pembuatan keputusan yang cepat agar
prosesnya lancar, sedang bagian penelitian dan pengembangan mungkin dapat lebih
santai dan setiap orang dapat mengemukakan pendapat serta berdiskusi satu
dengan yang lain.
Perbedaan
dalam formalitas struktur.
Setiap tipe
satuan dalam organisasi mungkin mempunyai metoda-metoda dan standar-standar
yang berbeda untuk mengevaluasi program terhadap tujuan dan untuk balas jasa
bagi karyawan.
Pendekatan –
pendekatan untuk mencapai koordinasi yang efektif
Komunikasi adalah kunci koordinasi yang efektif. Koordinasi secara
langsung tergantung pada perolehan, penyebaran dan pemrosesan informasi.
Semakin besar ketidakpastian tugas yang dikoordinasi, semakin membutuhkan
informasi. Pada dasarnya koordinasi merupakan pemrosesan informasi. Terdapat
tiga pendekatan untuk pencapaian koordinasi yang efektif, yaitu:
Teknik-Teknik
Manajemen Dasar
Untuk mencapai koordinasi yang efektif kita dapat menggunakan mekanisme
teknik-teknik manajemen dasar : hirarki manajerial, rencana dan tujuan sebagai
pengarah umum kegiatan-kegiatan serta aturan-aturan dan prosedur-prosedur. Organisasi
relatif tidak memerlukan peralatan koordinasi lebih dari teknik-teknik
tersebut.
Mekanisme
teknik manajemen dasar
·
Hirarki manajerial.
Rantai
perintah, aliran informasi dan kerja, wewenag formal, hubungan tanggung jawab
dan akuntanbilitas yang jelas dapat menumbuhkan integrasi bila dirumuskan
secara jelas serta dilaksanakan dengan pengarahan yang tepat.
·
Aturan dan prosedur.
Adalah
keputusan-keputusan manajerial yang dibuat untuk menangani kejadian-kejadian
rutin, sehingga dapat juga menjadi peralatan yang efisien untuk koordinasi dan
pengawasan rutin.
·
Rencana dan penetapan tujuan.
Pengembangannya
dapat digunakan untuk pengoordinasian melalui pengarah seluruh satuan orgaisasi
terhadap sasaran-sasaran yang sama. Ini diperlukan bila aturan dan prosedur tidak
mampu lagi memproses seluruh informasi yang dibutuhkan untuk mengoordinasikan
kegiatan-kegiatan satuan-satuan oraganisasi.
Meningakatkan
koordinasi potensial
Meningkatkan koordinasi potensial menjadi diperlukan bila bermacam-macam
satuan organisasi menjadi saling tergantung dan lebih luas dalam ukuran dan
fungsi. Koordinasi ini dapat di tingkatkan melalui dua cara, yaitu :
Sistem
informasi vertikal.
Adalah peralatan melalui mana data disalurkan melewati
tingkatan-tingkatan organisasi. Komunikasi dapat terjadi di dalam atau di luar
rantai perintah. Sistem informasi manajemen telah dikembangkan dalam
kegiatan-kegiatan seperti pemasaran, keuangan, produksi, dan operasi-operasi
internasional untuk meningkatkan informasi yang tersedia bagi perencanaan,
koordinasi, dan pengawasan.
Hubungan-hubungan
lateral (harizontal).
Melalui pemotongan rantai perintah, hubungan-hubungan lateral membiarkan
informasi dipertukarkan dan keputusan dibuat pada tingkat hirarki dimana
informasi yang dibutuhkan ada.
Beberapa hubungan
lateral, yaitu:
·
Kontak langsung antara individu-individu yang dapat meningkatakan
efektivitas dan efisiensi kerja.
·
Peranan penghubung, yang menangani komunikasi antar departemen
sahingga mengurangi panjangnya saluran komunikasi.
·
Panitnya dan satuan tugas. Panitnya biasanya diorganisasi secara formal
dengan pertemuan yang dijadwalkan teratur. Satuan tugas dibentuk bila
dibutuhkan untuk masalah-masalah khusus.
·
Pengintegrasian peranan-peranan,
yang dilakukan oleh misal manajer produk atau proyek, perlu diciptakan bila
suatu produk, jasa atau proyek khusus memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi
dan perhatian yang terus menerus dari seseorang.
·
Peranan penghubung manajerial, yang mempunyai kekuasaan menyetujui
perumusan anggaran oleh satuan-satuan yang diintegrasikan dan implementasinya.
Ini diperlukan bila posisi pengintegrasian yang dijelaskan pada d di atas tidak
secara efektif mengoordinasikan tugas tertentu.
·
Organisasi matriks, suatu mekanisme yang sangat baik bagi
penanganan dan penyelesaian proyek-proyek yang kompleks.
Mekanisme-mekanisme
pengkoordinasian dasar
dalam pengkoordinasian dasar qt harus mengetahui Mekanisme-mekanisme apa
saja yg harus di perhatikan
1. Hirarki
manajerial.
Rantai
perintah, aliran informasi dan kerja, wewenag formal, hubungan tanggung jawab
dan akuntanbilitas yang jelas dapat menumbuhkan integrasi bila dirumuskan
secara jelas serta dilaksanakan dengan pengarahan yang tepat.
2. Aturan dan
prosedur.
Adalah
keputusan-keputusan manajerial yang dibuat untuk menangani kejadian-kejadian
rutin, sehingga dapat juga menjadi peralatan yang efisien untuk koordinasi dan
pengawasan rutin.
3. Rencana dan
penetapan tujuan.
Pengembangannya
dapat digunakan untuk pengoordinasian melalui pengarah seluruh satuan orgaisasi
terhadap sasaran-sasaran yang sama. Ini diperlukan bila aturan dan prosedur
tidak mampu lagi memproses seluruh informasi yang dibutuhkan untuk
mengoordinasikan kegiatan-kegiatan satuan-satuan oraganisasi.
Meningkatkan
koordinasi potensial
Bila tiap bagian saling tergantung satu dengan
lainnya serta lebih luas dalam ukuran dan fungsi. Koordinasi ini dapat
ditingkatkan dengan melalui dua cara, yaitu
1. Sistem informasi vertikal, penyaluran data-data melalui tingkatan-tingkatan organisasi. Komunikasi ini bisa di dalam atau diluar rantai perintah.
2. Hubungan lateral (horizontal), dengan membiarkan informasi dipertukarkan
dan keputusan dibuat pada tingkat dimana informasi diperlukan. Ada beberapa
hubungan lateral 1. Sistem informasi vertikal, penyaluran data-data melalui tingkatan-tingkatan organisasi. Komunikasi ini bisa di dalam atau diluar rantai perintah.
a. Hubungan langsung
b. Hubungan kelompok langsung
c. Hubungan silang
Mengurangi kebutuhan akan koordinasi
Ada dua metode pengurangan kebutuhan koordinasi, yaitu :
a. Penciptaan sumber daya tambahan yang memberikan kelonggaran bagi satuan kerja, misal penambahan kerja, bahan dasar dan pembantu, modal, pengurangan tugas dan masalah-masalah yang timbul sekarang.
b. Penciptaan tugas-tugas yang dapat berdiri sendiri, dengan mengubah karakter satuan organisasi.
Pengurangan kebutuhan Akan Koordinasi
Mengurangi kebutuhan akan koordinasi, ada
dua metode pengurangan kebutuhan koordinasi, yaitu :
1. Penciptaan sumberdaya tambahan yang memberikan kelonggaran bagi satuan kerja, misalnya penambahan tenaga kerja, bahan dasar dan pembantu, modal, pengurangan tugas dan masalah-masalah yang timbul sekarang.
2. Penciptaan tugas – tugas yang dapat berdiri sendiri, dengan cara mengubah karakter satuan organisasi.
1. Penciptaan sumberdaya tambahan yang memberikan kelonggaran bagi satuan kerja, misalnya penambahan tenaga kerja, bahan dasar dan pembantu, modal, pengurangan tugas dan masalah-masalah yang timbul sekarang.
2. Penciptaan tugas – tugas yang dapat berdiri sendiri, dengan cara mengubah karakter satuan organisasi.
Metoda
Pengurangan Kebutuhan akan Koordinasi
Dalam beberapa situasi adalah tidak efisien untuk mengembangkan cara
pengkoordinasian tambahan. Ini dapat dilakukan dengan penyediaan tambahan smber
daya-sumber daya untuk satuan-satuan organisasi atau penglompokan kembali
satuan-satuan organisasi agar tugas-tugas dapat berdiri sendiri.
Penciptaan
sumber daya-sumber daya tambahan.
Sumber
daya-sumber daya tambahan memberikan kelonggaran bagi satuan-satuan kerja.
Penambahan tenaga kerja, bahan baku atau waktu, tugas diperingan dan
masalah-masalah yang timbul berkurang.
Penciptaan tugas-tugas
yang dapat berdiri sendiri.
Teknik ini
mengurangi kebutuhan koordinasi dengan mengubah karakter satuan-satuan
organisasi. Kelompok tugas yang dapat berdiri sendiri diserahi suatu tanggung
jawab penuh salah satu organisasi operasi (perusahaan).
22. DESENTRALISASI
Desentralisasi
adalah pendelegasian wewenang dalam membuat keputusan dan kebijakan kepada
manajer atau orang-orang yang berada pada level bawah dalam suatu struktur
organisasi. Pada saat sekarang ini banyak perusahaan atau organisasi yang memilih
serta menerapkan sistem desentralisasi karena dapat memperbaiki serta
meningkatkan efektifitas dan produktifitas suatu organisasi.
Pada
sistem pemerintahan yang terbaru tidak lagi banyak menerapkan sistem
sentralisasi,
melainkan
sistem otonomi daerah atau otda yang memberikan sebagian wewenang yang tadinya
harus diputuskan pada pemerintah pusat kini dapat di putuskan di tingkat
pemerintah daerah atau pemda. Kelebihan sistem ini adalah sebagian besar
keputusan dan kebijakan yang berada didaerah dapat diputuskan di daerah tanpa
adanya campur tangan dari pemerintahan di pusat. Namun kekurangan dari sistem
desentralisasi pada otonomi khusus untuk daerah adalah euforia yang berlebihan
di mana wewenang tersebut hanya mementingkan kepentingan golongan dan kelompok
serta digunakan untuk mengeruk keuntungan pribadi atau oknum. Hal tersebut
terjadi karena sulit untuk dikontrol oleh pemerintah di tingkat pusat.
23. Pengertian wewenang, kekuasaan dan pengaruh
- Pengertian Wewenang
Wewenang (authority) adalah hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu.Penggunaan wewenang secara bijaksana merupakan faktor kritis bagi efektevitas organisasi. peranan pokok wewenang dalam fungsi pengorganisasian, wewenang dan kekuasaan sebagai metoda formal, dimana manajer menggunakannya untuk mencapai tujuan individu maupun organisasi.Wewenang formal tersebut harus di dukung juga dengan dasar-dasar kekuasaan dan pengaruh informal. Manajer perlu menggunakan lebih dari wewenang resminya untuk mendapatkan kerjasama dengan bawahan mereka, selain juga tergantung pada kemampuan ilmu pengetahuan, pengalaman dan kepemimpinan mereka.
- Pengertian Kekuasaan
Kekuasaan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain untuk mencapai sesuatu dengan cara yang diinginkan. Studi tentang kekuasaan dan dampaknya merupakan hal yang penting dalam manajemen. Karena kekuasaan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, maka mungkin sekali setiap interaksi dan hubungan sosial dalam suatu organisasi melibatkan penggunaan kekuasaan. Cara pengendalian unit organisasi dan individu di dalamnya berkaitan dengan penggunaan kekuasaan. Kekuasaan manager yang menginginkan peningkatan jumlah penjualan adalah kemampuan untuk meningkatkan penjualan itu. Kekuasaan melibatkan hubungan antara dua orang atau lebih. Dikatakan A mempunyai kekuasaan atas B, jika A dapat menyebabkan B melakukan sesuatu di mana B tidak ada pilihan kecuali melakukannya. Kekuasaan selalu melibatkan interaksi sosial antar beberapa pihak, lebih dari satu pihak. Dengan demikian seorang individu atau kelompok yang terisolasi tidak dapat memiliki kekuasaan karena kekuasaan harus dilaksanakan atau mempunyai potensi untuk dilaksanakan oleh orang lain atau kelompok lain.
Kekuasaan amat erat hubungannya dengan wewenang. Tetapi kedua konsep ini harus dibedakan. Kekuasaan melibatkan kekuatan dan paksaan, wewenang merupakan bagian dari kekuasaan yang cakupannya lebih sempit. Wewenang tidak menimbulkan implikasi kekuatan. Wewenang adalah kekuasaan formal yang dimiliki oleh seseorang karena posisi yang dipegang dalam organisasi. Jadi seorang bawahan harus mematuhi perintah manajernya karena posisi manajer tersebut telah memberikan wewenang untuk memerintah secara sah.
Wewenang (authority) adalah hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu.Penggunaan wewenang secara bijaksana merupakan faktor kritis bagi efektevitas organisasi. peranan pokok wewenang dalam fungsi pengorganisasian, wewenang dan kekuasaan sebagai metoda formal, dimana manajer menggunakannya untuk mencapai tujuan individu maupun organisasi.Wewenang formal tersebut harus di dukung juga dengan dasar-dasar kekuasaan dan pengaruh informal. Manajer perlu menggunakan lebih dari wewenang resminya untuk mendapatkan kerjasama dengan bawahan mereka, selain juga tergantung pada kemampuan ilmu pengetahuan, pengalaman dan kepemimpinan mereka.
- Pengertian Kekuasaan
Kekuasaan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain untuk mencapai sesuatu dengan cara yang diinginkan. Studi tentang kekuasaan dan dampaknya merupakan hal yang penting dalam manajemen. Karena kekuasaan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, maka mungkin sekali setiap interaksi dan hubungan sosial dalam suatu organisasi melibatkan penggunaan kekuasaan. Cara pengendalian unit organisasi dan individu di dalamnya berkaitan dengan penggunaan kekuasaan. Kekuasaan manager yang menginginkan peningkatan jumlah penjualan adalah kemampuan untuk meningkatkan penjualan itu. Kekuasaan melibatkan hubungan antara dua orang atau lebih. Dikatakan A mempunyai kekuasaan atas B, jika A dapat menyebabkan B melakukan sesuatu di mana B tidak ada pilihan kecuali melakukannya. Kekuasaan selalu melibatkan interaksi sosial antar beberapa pihak, lebih dari satu pihak. Dengan demikian seorang individu atau kelompok yang terisolasi tidak dapat memiliki kekuasaan karena kekuasaan harus dilaksanakan atau mempunyai potensi untuk dilaksanakan oleh orang lain atau kelompok lain.
Kekuasaan amat erat hubungannya dengan wewenang. Tetapi kedua konsep ini harus dibedakan. Kekuasaan melibatkan kekuatan dan paksaan, wewenang merupakan bagian dari kekuasaan yang cakupannya lebih sempit. Wewenang tidak menimbulkan implikasi kekuatan. Wewenang adalah kekuasaan formal yang dimiliki oleh seseorang karena posisi yang dipegang dalam organisasi. Jadi seorang bawahan harus mematuhi perintah manajernya karena posisi manajer tersebut telah memberikan wewenang untuk memerintah secara sah.
-Pengertian Pengaruh
Adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu
orang atau benda yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan
seseorang. Misalnya besar sekali pengaruh orang tua terhadap watak anaknya.
24. Struktur lini dan staff
Organisasi Lini dan Staf: staf merupakan
individu atau kelompok dalam struktur organisasi yang fungsi utamanya
memberikan saran dan pelayanan terhadap fungsi lini. Karyawan staf atau staf
departemen tidak secara langsung terlibat dalam kegiatan utama organisasi atau
departemen.
Struktur
Lini dan Staff – meskipun struktur lini sesuai untuk kebanyakan
organisasi, khususnya organisasi yang kecil, tapi tidak efektif untuk
organisasi yang lebih besar. Dimana struktur organisasi lini dan staff
memainkan perannya. Lini dan struktur menggabungkan struktur lini dimana
informasi dan persetujuan berasal dari atas ke bawah, dengan dukungan dan
spesialisasi staf departemen. Stuktur organisasi lini dan staff lebih terpusat.
Manajer lini dan staff memiliki otoritas pada bawahannya. Pada jenis stuktur organiasai
ini, proses pengambilan keputusan menjadi lebih lambat karena lapisan dan
panduan yang tipikal, dan jangan melupakan formalitas didalamnya.
25. Wewenang lini,staff dan fungsional.
Dimiliki
oleh manajer lini yang mengambil keputusan untuk mencapai tujuan organisasi
secara
langsung.
Dalam bagan organisasi, wewenang lini digambarkan oleh garis yang menghubungkan
manajemen
puncak sampai ke manajemen tingkat bawah.
Wewenang
Staff
Dilakukan
oleh orang atau kelompok orang yang memberikan jasa atau nasehat kepada manajer
lini. Staff ahli biasannya merupaka istilah yang menggambarkan posisi tersebut.
Staff ahli memberikan nasehat berdasarkan keahlian, pengalamana, atau riset dan
analisis yang diperlukan,termasuk bantuan pelaksanaan kebijakan, monitor, dan pengendalian.
Wewenang
Fungsional
Kadang
organisasi mempunyai manajer atau departemen yang mempunyai wewenang fungsional.
26.Delegasi Wewenang
Dapat
diartikan sebagai penugasan wewenang dan tanggung jawab formal organisasi
kepada
orang lain, dalam hal ini karyawan. Wewenang dapat didelegasikan sesuai dengan
prinsip skalar dari manajemen klasik, yang mengatakan bahwa garis wewenang
harus ditetapkan denganjelas dari manajemen puncak sampai karyawan paling
bawah. Delegasi wewenang bukan merupakan pelepasan tanggung jawab.
27.
Sentralisasi versus Desentralisasi
A.
Sentralisasi
Sentralisasi
adalah memusatkan seluruh wewenang kepada sejumlah kecil manajer atau yang
berada
di posisi puncak pada suatu struktur organisasi. Sentralisasi banyak digunakan
pada
pemerintahan
lama di Indonesia sebelum adanya otonomi daerah.
Kelemahan
dari sistem sentralisasi adalah di mana seluruh keputusan dan kebijakan di
daerah
dihasilkan
oleh orang-orang yang berada di pemerintah pusat, sehingga waktu yang
diperlukan untuk memutuskan sesuatu menjadi lama. Kelebihan sistem ini adalah
di mana pemerintah pusat tidak harus pusing-pusing pada permasalahan yang
timbul akibat perbedaan pengambilan keputusan, karena seluluh keputusan dan
kebijakan dikoordinir seluruhnya oleh pemerintah pusat.
B.
Desentralisasi
Desentralisasi
adalah pendelegasian wewenang dalam membuat keputusan dan kebijakan kepada
manajer atau orang-orang yang berada pada level bawah dalam suatu struktur
organisasi. Pada saat sekarang ini banyak perusahaan atau organisasi yang
memilih serta menerapkan sistem desentralisasi karena dapat memperbaiki serta
meningkatkan efektifitas dan produktifitas suatu organisasi.
Pada
sistem pemerintahan yang terbaru tidak lagi banyak menerapkan sistem
sentralisasi,
melainkan
sistem otonomi daerah atau otda yang memberikan sebagian wewenang yang tadinya
harus diputuskan pada pemerintah pusat kini dapat di putuskan di tingkat
pemerintah daerah atau pemda. Kelebihan sistem ini adalah sebagian besar
keputusan dan kebijakan yang berada didaerah dapat diputuskan di daerah tanpa
adanya campur tangan dari pemerintahan di pusat. Namun kekurangan dari sistem
desentralisasi pada otonomi khusus untuk daerah adalah euforia yang berlebihan
di mana wewenang tersebut hanya mementingkan kepentingan golongan dan kelompok
serta digunakan untuk mengeruk keuntungan pribadi atau oknum. Hal tersebut
terjadi karena sulit untuk dikontrol oleh pemerintah di tingkat pusat.
28.
Proses Penyusunan Personalia
Penyusunan personalia adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan perekrutan, penempatan,
lahan, dan pengembangan anggota organisasi. Kegiatan – kegiatan penyusunan
personalia berhubungan dengan tugas – tugas kepemimpinan, motivasi, dan
komunikasi. Lalu pembahasannya menjadi bagian dari fungsi pengarahan. Fungsi
tersebut berhubungan dengan fungsi pengorganisasian. Semua fungsi manajemen
saling berkaitan sehingga fungsi penyusunan personalia harus dilakukan oleh
manajer.
Proses penyusunan personalia adalah serangkaain kegiatan yang dijalankan
secara berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan personalia organisasi dengan SDM,
posisi, dan waktu yang tepat. Proses ini dilaksanakan dalam dua lingkungan yang
berbeda yaitu lingkungan eksternal dan lingkungan internal. Unsur – unsurnya
terdapat dalam organisasi.
29. PERENCANAAN SUMBER
DAYA MANUSIA
Suatu perusahaan atau organisasi yang baik dan bertanggungjawab serta
ingin memelihara kesinambungan bisnis dalam jangka panjang, harus sudah
memikirkan kepeduliannya pada saat awal pendirian perusahaan, yaitu dengan cara
menetapkan visi, misi dan tujuan perusahaan. Dalam perkembangannya, budaya
organisasi dan perubahan global akan mempengaruhi tiga hal tersebut Visi merupakan suatu
pernyataan ringkas tentang cita-cita organisasi yang berisikan arahan yang
jelas dan apa yang akan diperbuat oleh perusahaan di masa yang akan datang.
Untuk mengujudkan visi tersebut maka perusahaan melakukan pengembangan misi
yang akan dijalani dalam tiap aktivitas; Misi merupakan penetapan tujuan dan sasaran perusahaan
yang mencakup kegiatan jangka panjang tertentu dan jangka pendek yang akan
dilakukan, dalam upaya mencapai visi yang telah ditetapkan; Tujuan perusahan adalah
mencapai keuntungan maksimum.
Pernyataan tentang visi dan misi yang jelas harus
sesuai dengan budaya dan kebutuhan perusahaan dan kebutuhan pasar sehingga
dapat menumbuhkan komitmen karyawan terhadap pekerjaan dan memupuk semangat
kerja karyawan, menumbuhkan rasa keharmonisan di dalam kehidupan kerja
karyawan, dan menumbuhkan standar kerja yang prima. Rumusan visi yang jelas
akan mengantarkan perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Namun, semua hal
tersebut belum dapat berfungsi dengan baik, jika tidak diimbangi dengan
strategi yang tepat dalam penerapannya. Dengan demikian, rumusan visi, misi dan
tujuan perusahaan perlu ditetapkan dalam suatu strategi yang tertuang dalam
kebijakan perusahaan.
Salah satu kunci keberhasilan suatu perusahaan adalah bergantung pada kinerja sumberdaya
manusia yang secara langsung atau tidak langsung memberi kontribusi pada
perusahaan, yang meliputi pemangku kepentingan eksternal (stake holders) dan
kepentingan internal (karyawan) yang dimiliki oleh perusahan. Untuk memperoleh
kinerja optimal dari keberadaan karyawan dalam perusahaan maka perusahaan perlu
menetapkan strategi yang tepat, yaitu dengan memikirkan bagaimana mengelola karyawan
agar mau mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan.
PENARIKAN DAN
SELEKSI KARYAWAN
seleksi karayawa adalah suatu proses untuk menentukan orang yang di
ramal akan menempati suatu posisi jabatan yang di tawarkan suatu perusahaan.
Secara umum ada 3 tujuan seleksi:
1.
Untuk mengetahui kecakapan seorang pegawai.
2.
Berusaha untuk mendapatkan tenaga kerja yang cocok dengan pekerjaan yang
dipangkunya.
3.
Berusaha untuk mendapatkan tenaga kerja tidak hanya yang cock pada saat
sekarang tetapi tenaga kerja yang memiliki potensi untuk di kembangan di
kemudian hari.
Proses Seleksi
Proses seleksi di mulai salah semua lamaran memenuhi syarat dan di
terima. Proses ini melibatkan serangkaian tahap yang menambah komplektivitas
sebelum pegawai di ambil. Jadi proses seleksi adalah Serangkaian kegiatan yang
di gunakan untuk memutuskan apakah pelamar di terima atau tidak.
Langkah-langkah ini mencakup pemanduan kebutuhan pelamar dan organisasi. Dalam
banyaknya personalia penarikan dari seleksi di gabungkan dan disebut dengan
istilah Employedment pansel.
Proses seleksi adalah pusat manajemen kepegawaian dan requitment
dilakukan untuk membantu proses seleksi ini. Bila seleksi diadakan tidak tepat
maka daya upaya sebelumnya akan sia-sia saja oleh karena itu tidaklah
berlebihan bila di nyatajkan bahwa seleksi adalah kunci sukses manajeme
kepegawaian.
LATIHAN DAN PENGEMBANGAN
KARYAWAN
Para karyawan lama yang telah berpengalaman mungkin memerlukan latihan
untuk mengurangi atau menghilangkan kebiasaan-kebiasaan kerja yang jelek atau
untuk memperlajari ketrampilan-ketrampilan baru yang akan meningkatkan prestasi
kerja mereka.
Program-program latihan tidak hanya penting bagi individu, tetapi juga
organisasi dan hubungan manusiawi kelompok kerja, dan bahkan bagi Negara.
Penilaian dan
Identifikasi Kebutuhan
Untuk memutuskan pendekatan yang akan digunakan organisasi mengidentifikasi
kebutuhan-kebutuhan latihan dan pengembangan.
Sasaran-sasaran Latihan dan Pengembangan
Sasaran ini mencerminkan perilaku dan kondisi yang diinginkan, dan
berfungsi sebagai standar-standar dengan mana prestasi kkerja individual daan
efektivitas program dapat diukur.
Isi Program
Isi Program
Isi program ditentukan oleh identifikasi kebutuhan-kebutuhan dan
sasaran-sasaran latihan. Program mungkin berupaya untuk mengajarkan berbagai
ketrampilan tertentu, menyampaikan pengetahuan yang dibutuhkan atau mengubah sikap.
Apapun isinya, program hendaknya memenuhi kebutuhan-kebutuhan organisasi dan
peserta.
Prinsip-prinsip Belajar
Prinsip-prinsip Belajar
Ada beberapa prinsip kerja (learning principles) yang bisa digunakan
sebagai pedoman tentang cara-cara belajar yang paling efektif bagi para
karyawan. Prinsip-prinsip ini adalah program bersifat partisipatif,relevan,
pengulangan dan pemindahan, serta memberikan umpan balik mengenai kemajuan para
peserta latihan.
On-the-job Training
On-the-job Training
Tekhnik-tekhnik “on-the-job” merupakan metode latihan yang paling banyak
digunakan. Karyawan dilatih tentang pekerjaan baru dengan supervise langsung
seorang “pelatih” yang berpengalaman.berbagai macam tekhnik ini yang biasa
digunakan dalam praktek addalah sebagai berikut :
1.
Rotasi Jabatan
2.
Latihan Instruksi Pekerjaan
3.
Mmagang
4.
Coachinh
5.
Penugasan sementara
Metode-metode
Simulasi
Diantara metode-metode simulasi yang paling umu digunakan adalah sebagai
berikut :
1. Metode Studi Kasus
1. Metode Studi Kasus
Karyawan yang terlibat dalam tipe latihan ini diminta untuk
mengidentifikasikan masalah-masalah, menganalisa situasi dan merumuskan
penyelesaian-penyelesaian alternativ.
2. Role Playing
2. Role Playing
Tekhnik ini merupakan suatu peralatan yang memungkinkan para karyawan
(peserta latihan) untuk memainkan berbagai peran yang berbeda. Digambarkan
dalam suatu episode dan diminta untuk menanggapi para peserta lain yang berbeda
perannya. Tekhnik role playing dapat mengubah sikap peserta, seperti menjadi
lebih toleransi terhadap perbedaan individual dan mengembangkan ketrampilan
antar pribadi.
3. Business Games
3. Business Games
Business management (game) adalah suatu simulasi pengambilan keputusan
skala kecil yang dibuat sesuai dengan situasi kehidupan bisnis nyata.
4. Vestibule Training
4. Vestibule Training
Bentuk latihan ini dilaksanakan bukan oleh atasan tetapi oleh
pelatih-pelatih khusus. Area-area terpisah dibangun dengan berbagai jenis
peralatan sama seperti yang akan digunakan paada pekerjaan sebenarnya.
5. Latihan Laboratorium
5. Latihan Laboratorium
Tekhnik ini adalah suatu bentuk latihan kelompok yang terutama digunakan
untuk mengembangkan ketrampilan-ketrampilan antar pribadi.
6. Program-program Pengembangan Eksekutif
6. Program-program Pengembangan Eksekutif
Program-program ini biasanya diselenggarakan di universitas atau
lembaga-lembaga pendidika lainnya.
Teknik-teknik Presentasi Informasi
Teknik-teknik Presentasi Informasi
Tujuan utama teknik-teknik presentasi informasi adalah untuk mengajarkan
berbagai sikap, konsep atau ketrampilan kepada para peserta. Metode-metode yang
biasa digunakan :
1.
Kuliah
2.
Presentasi Video
3.
Metode Konperensi
4.
Programmed Instruction
5.
Studi Sendiri
Pemberian Kompensasi Kepada karyawan
"Pentingnya Kompensasi Bagi Karyawan"
Setiap orang memiliki profesi
yang beragam. Entah itu sebagai manajer, akuntan, dokter, guru, dan sebagainya.
Jika orang-orang tersebut bekerja dalam suatu perusahaan tentunya mereka akan
memperoleh yang disebut dengan kompensasi atau yang lebih dikenal dengan upah
atau gaji. Kompensasi sendiri memiliki pengertian sebagai balas jasa yang
diberikan oleh suatu perusahaan. Bagi suatu perusahaan, kompensasi punya arti
penting karena pemberian kompensasi merupakan upaya dalam mempertahankan dan
mensejahterakan karyawannya.
Lalu, apakah tujuan diberikannya kompensasi ?
Lalu, apakah tujuan diberikannya kompensasi ?
Menurut Maryoto (1994), tujuan
kompensasi adalah :
1. Pemenuhan kebutuhan ekonomi karyawan atau sebagai jaminan economic security
bagi karyawan
2. Mendorong agar karyawan lebih baik dan lebih giat
3. Menunjukkan bahwa perusahaan mengalami kemajuan
4. Menunjukkan penghargaan dan perlakuan adil perusahaan terhadap karyawannya
(adanya keseimbangan antara input yang diberikan karyawan terhadap perusahaan
dan output atau besarnya imbalan yang diberikan perusahaan kepada karyawan)
Dalam memberikan kompensasi, secara umum untuk
penentuan kompensasinya, terdiri dari tiga hal :
Pertama, Harga atau Nilai Pekerjaan yakni :
1. Melakukan analisis jabatan atau pekerjaan. Berdasarkan analisis tersebut
maka akan didapat informasi yang berkaitan dengan jenis keahlian yang
dibutuhkan, tingkat kompleksitas pekerjaan, resiko pekerjaan dan sebagainya.
Dari informasi tersebut maka dapat ditentukan harga dari pekeerjaan tersebut.
2. Melakukan survei “harga” pekerjaan sejenis pada perusahaan lain yakni harga
pekerjaan dari beberapa perusahaan menjadi patokan harga dalam menentukan harga
pekerjaan sekaligus sebagai ukuran kelayakan dalam pemberian kompensasi.
Kedua, Sistem kompensasi yakni :
1. Sistem prestasi yaitu upah atau gaji menurut prestasi kerja yang disebut
juga dengan upah sistem hasil. Dalam sistem ini, sedikit banyaknya upah yang
diterima tergantung pada sedikit banyaknya hasil yang dicapai karyawan dalam
waktu tertentu.
2. Sistem waktu yaitu besarnya kompensasi dihitung berdasarkan standar waktu
seperti jam, hari, minggu hingga bulan. Besarnya upah ditentukan oleh lamanya
karyawan menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Ketiga, Sistem kontrak yaitu besarnya upah
didasarkan atas kuantitas, kualitas dan lamanya penyelesaian pekerjaan yang
sesuai dengan kontrak perjanjian. Dalam sistem ini, biasanya dicantumkan
ketentuan mengenai konsekuensi jika pekerjaan yang dihasilkan tidak sesuai
dengan surat kontrak perjanjian.
Sebagai upaya balas jasa yang
dilakukan perusahaan terhadap karyawannya, selain upah atau gaji tetap yang
diterima, seorang karyawan juga akan menerima jenis-jenis kompensasi yang lain,
diantarannya :
a. Pengupahan insentif yaitu memberikan upah atau gaji berdasarkan perbedaan
prestasi kerja sehingga bukan tidak mungkin dua orang yang punya jabatan yang
sama akan menerima upah yang berbeda karena prestasi dalam bekerja yang
berbeda, walaupun keduanya memiliki gaji pokok yang sama.
b. Kompensasi pelengkap atau fringe benefit
yaitu salah satu bentuk pemberian kompensasi berupa program-program pelayanan
karyawan dengan tujuan agar mampu mempertahankan karyawan tersebut dalam jangka
panjang. Misalnya saja, tunjangan pensiun, pesangon, asuransi kecelakaan kerja
dan sebagainya.
c. Keamanan dan kesehatan karyawan
yaitu merupakan balas jasa peusahaan dalam bentuk non finansial. Makin baik
kondisi keamanan dan kesehatan, maka makin positif sumbangan karyawan tersebut
bagi perusahaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar