Jumat, 02 November 2012


TULIS (SOFTSKILL)
MANFAAT TIDUR SIANG

Tidur siang atau siesta yang identik dengan kemalasan selama 10-30 menit ternyata bisa memperpanjang usia.
Di Amerika Latin, Eropa, Spanyol atau bahkan di Santiago Del Estero dan Argentina, tidur siang sesaat yang disebut siesta, sudah menjadi tradisi sejak lama. Beberapa tokoh terkenal termasuk orang-orang yang mengikuti tradisi ini sebut saja Albert Einstein, Winston Churchill, dan Thomas Edison rutin menjalani tidur pada siang hari.
Tidur siang, kelihatannya membuang-buang waktu – sebenarnya bisa meningkatkan efektivitas, karena bisa meningkatkan fungsi kognitif, mempercepat reaksi, membuat orang lebih sabar, mengurangi stres, dan secara keseluruan meningkatkan kesehatan.
Berapa lama sebaiknya melakukan tidur siang? Tergantung individu masing-masing, namun rata-rata waktu yang dibutuhkan antara 15-30 menit agar otak kembali segar.
Namun bila tempat Anda bekerja tidak memungkinkan untuk sejenak tidur siang, Anda bisa mencoba bermeditasi. Meditasi akan membuat otak sejenak beristrahat dan memberikan efek yang sama dengan tidur.
Para peneliti mengatakan, tidur sebentar di siang hari bisa mengurangi kemungkinan kematian akibat serangan jantung, terutama di kalangan pria muda.
Penelitian selama enam tahun di Yunani menunjukkan mereka yang tidur selama setengah jam paling tidak tiga kali dalam seminggu, 37% lebih rendah terkena serangan jantung.
Para peneliti ini mengkaji berbagai faktor seperti kesehatan yang buruk, usia, dan apakah seseorang aktif secara fisik. Para ahli mengatakan tidur siang mungkin membantu orang-orang bersantai sekaligus mengurangi tingkat stres.
Negara-negara yang warganya biasa tidur siang sejenak cenderung mempunyai risiko lebih rendah terkena serangan jantung. Namun berbagai penelitian mengenai hal itu menunjukkan hasil bervariasi. Para pakar di Yunani meneliti 23.681 pria dan wanita berusia antara 20-86 tahun. Para responden tidak pernah mengidap penyakit jantung atau penyakit berat lainnya.
Manfaat Budaya Siesta
Seperti dikutip dari The Washington Post, para peneliti mengatakan, tidur siang bisa mengurangi stres, karena itulah dampaknya lebih terlihat di kalangan pria yang bekerja. Ketua tim peneliti, Dr Dimitros Trichopoulos dari Harvard School of Public Health, mengatakan di negara-negara yang tingkat kematian akibat penyakit jantung rendah, tidur siang sebentar adalah sesuatu yang lumrah.
Menurut Dr Trichopoulos, yang perlu diperhatikan adalah penelitian ini menggunakan banyak responden, terbatas pada orang-orang yang sehat, dan mereka berhati-hati dalam mengontrol kegiatan fisik. “Apa yang bisa kami katakan adalah penelitian ini layak diteruskan,” katanya.
Ia menambahkan jika penelitian ini didukung oleh uji coba lain, mungkin tidur siang sebentar bisa ditetapkan sebagai salah satu metode menarik untuk mengurangi penyakit jantung, karena cara ini tidak mempunyai efek samping.
“Sedikit siesta, tidur dalam waktu singkat, bisa bermanfaat. Walau itu tindakan sederhana, namun bisa membawa banyak faedah,” kata Gerald Fletcher, kardiolog dari Mayo Clinic di Jacksonville, Florida.
Satu faktor yang tidak boleh diabaikan adalah orang-orang tidak boleh mengurangi kegiatan fisik pada hari tersebut setelah tidur siang sebentar. June Davison, dari Yayasan Jantung Inggris mengatakan, temuan menarik ini menunjukkan tidur siang mempunyai kaitan dengan berkurangnya kematian akibat masalah jantung, terutama di antara para pekerja pria.
“Tidur sebentar di siang hari membantu orang-orang bersantai dan rileks, yang sangat penting bagi kesehatan secara umum,” ujar Davison. “Namun penting juga untuk menyeimbangkan antara istirahat dan melakukan aktivitas, karena aktivitas fisik secara reguler juga mengurangi kemungkinan terkena penyakit jantung,” tandasnya.
Sementara itu, kunci utama dari disiplin tidur siang agar tidak kebablasan dan menimbulkan citra buruk adalah mengetahui dengan pasti kapan waktu yang tepat untuk rileks memejamkan mata. Umumnya dipilih ketika berada dalam performa puncak dan menunjukkan tanda-tanda kelelahan seperti mood yang naik turun atau bingung menemukan kunci. Jika tanda-tanda seperti itu kerap muncul, sebaiknya mulai biasakan terapi tidur siang.
Dari catatan National Sleep Foundation (NSF), pilot NASA dijadwalkan tidur siang bergiliran. Jika ada tiga pilot dalam kokpit, dua pilot berkonsentrasi menerbangkan pesawat, sementara pilot ketiga tidur siang sekitar 40 menit.
Namun, biasanya tidur siang para pilot ini rata-rata 26 menit. Manfaat tidur siang bergiliran ini meningkatkan performa mereka hingga 34% dan kewaspasaan naik hingga 54%.
Menurut Dr Mark Rosekind, kepala peneliti dari Alertness Solution yang juga anggota NSF, efek tidur siang itu akan langsung terasa manfaatnya dalam 2-3 jam ke depan. Bagi yang tidak terbiasa memejamkan mata dan terlelap siang bolong, mulailah dengan tidur terlentang dan ciptakan suasana senyaman mungkin.
Tiap orang mempunyai kebiasaan ‘persiapan’ tidur yang berlainan, barangkali memeluk guling, berselimut atau mendengarkan musik lembut dan mengisi perut terlebih dahulu. Jika sudah terbiasa, umumnya akan lebih mudah memejamkan mata dan langsung pulas.
Hal penting yang harus dipersiapkan selepas tidur siang, apalagi jika dilakukan disela-sela pekerjaan rutin adalah apa yang dinamakan Sleep anertia, yakni rasa grogi dan disorientasi.
Cara mengatasinya disarankan untuk berdiam beberapa menit, membasuh muka, minum air putih atau berjalan kaki. Selanjutnya bisa kembali bekerja dan rasakan khasiat dari terlelap 10-20 menit itu.
Usahakan agar tidur siang tidak terganggu, sebab jika terpotong tiba-tiba, sama sekali tidak ada manfaatnya. Justru pada sebagian orang menimbulkan rasa pening.
Perlu diingat pula bahwa tidur siang tidak dianjurkan melebihi 30 menit, karena akan mengarah ke fase yang sangat lelap yang akibatnya akan mempersulit tidur malam.
Kebiasaan tidur siang teratur sama pentingnya dengan tidur malam. Sebab jika dilakukan secara acak semisal dua atau tiga kali dalam seminggu, barangkali bisa menimbulkan rasa nyaman sementara, namun sebenarnya tidak baik bagi tubuh. Karena merusak ritme circadian.
“Jika seseorang cukup tidur malam, maka tidak akan pernah merasa lelah di siang hari. Namun jika sering mengantuk selepas makan siang, bisa dipastikan yang bersangkutan kurang tidur. Jadi jangan malu untuk tidur siang,” kata Profesor James Maas dari Fakultas Psikologi Cornell University.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar