TULIS (SOFTSKILL)
MANFAAT TIDUR SIANG
Tidur siang atau siesta yang identik dengan
kemalasan selama 10-30 menit ternyata bisa memperpanjang usia.
Di Amerika Latin, Eropa, Spanyol atau bahkan di Santiago Del
Estero dan Argentina, tidur siang sesaat yang disebut siesta, sudah menjadi
tradisi sejak lama. Beberapa tokoh terkenal termasuk orang-orang yang mengikuti
tradisi ini sebut saja Albert Einstein, Winston Churchill, dan Thomas Edison
rutin menjalani tidur pada siang hari.
Tidur siang, kelihatannya membuang-buang waktu – sebenarnya bisa
meningkatkan efektivitas, karena bisa meningkatkan fungsi kognitif, mempercepat
reaksi, membuat orang lebih sabar, mengurangi stres, dan secara keseluruan
meningkatkan kesehatan.
Berapa lama sebaiknya melakukan tidur siang? Tergantung individu
masing-masing, namun rata-rata waktu yang dibutuhkan antara 15-30 menit agar
otak kembali segar.
Namun bila tempat Anda bekerja tidak memungkinkan untuk sejenak
tidur siang, Anda bisa mencoba bermeditasi. Meditasi akan membuat otak sejenak
beristrahat dan memberikan efek yang sama dengan tidur.
Para peneliti mengatakan, tidur sebentar di siang hari bisa
mengurangi kemungkinan kematian akibat serangan jantung, terutama di kalangan
pria muda.
Penelitian selama enam tahun di Yunani menunjukkan mereka yang
tidur selama setengah jam paling tidak tiga kali dalam seminggu, 37% lebih
rendah terkena serangan jantung.
Para peneliti ini mengkaji berbagai faktor seperti kesehatan
yang buruk, usia, dan apakah seseorang aktif secara fisik. Para ahli mengatakan
tidur siang mungkin membantu orang-orang bersantai sekaligus mengurangi tingkat
stres.
Negara-negara yang warganya biasa tidur siang sejenak cenderung
mempunyai risiko lebih rendah terkena serangan jantung. Namun berbagai
penelitian mengenai hal itu menunjukkan hasil bervariasi. Para pakar di Yunani
meneliti 23.681 pria dan wanita berusia antara 20-86 tahun. Para responden
tidak pernah mengidap penyakit jantung atau penyakit berat lainnya.
Manfaat Budaya Siesta
Seperti dikutip dari The Washington Post, para peneliti
mengatakan, tidur siang bisa mengurangi stres, karena itulah dampaknya lebih
terlihat di kalangan pria yang bekerja. Ketua tim peneliti, Dr Dimitros
Trichopoulos dari Harvard School of Public Health, mengatakan di negara-negara
yang tingkat kematian akibat penyakit jantung rendah, tidur siang sebentar
adalah sesuatu yang lumrah.
Menurut Dr Trichopoulos, yang perlu diperhatikan adalah
penelitian ini menggunakan banyak responden, terbatas pada orang-orang yang
sehat, dan mereka berhati-hati dalam mengontrol kegiatan fisik. “Apa yang bisa
kami katakan adalah penelitian ini layak diteruskan,” katanya.
Ia menambahkan jika penelitian ini didukung oleh uji coba lain,
mungkin tidur siang sebentar bisa ditetapkan sebagai salah satu metode menarik
untuk mengurangi penyakit jantung, karena cara ini tidak mempunyai efek
samping.
“Sedikit siesta, tidur dalam waktu singkat, bisa bermanfaat.
Walau itu tindakan sederhana, namun bisa membawa banyak faedah,” kata Gerald
Fletcher, kardiolog dari Mayo Clinic di Jacksonville, Florida.
Satu faktor yang tidak boleh diabaikan adalah orang-orang tidak
boleh mengurangi kegiatan fisik pada hari tersebut setelah tidur siang
sebentar. June Davison, dari Yayasan Jantung Inggris mengatakan, temuan menarik
ini menunjukkan tidur siang mempunyai kaitan dengan berkurangnya kematian
akibat masalah jantung, terutama di antara para pekerja pria.
“Tidur sebentar di siang hari membantu orang-orang bersantai dan
rileks, yang sangat penting bagi kesehatan secara umum,” ujar Davison. “Namun
penting juga untuk menyeimbangkan antara istirahat dan melakukan aktivitas,
karena aktivitas fisik secara reguler juga mengurangi kemungkinan terkena
penyakit jantung,” tandasnya.
Sementara itu, kunci utama dari disiplin tidur siang agar tidak
kebablasan dan menimbulkan citra buruk adalah mengetahui dengan pasti kapan
waktu yang tepat untuk rileks memejamkan mata. Umumnya dipilih ketika berada
dalam performa puncak dan menunjukkan tanda-tanda kelelahan seperti mood yang
naik turun atau bingung menemukan kunci. Jika tanda-tanda seperti itu kerap
muncul, sebaiknya mulai biasakan terapi tidur siang.
Dari catatan National Sleep Foundation (NSF), pilot NASA
dijadwalkan tidur siang bergiliran. Jika ada tiga pilot dalam kokpit, dua pilot
berkonsentrasi menerbangkan pesawat, sementara pilot ketiga tidur siang sekitar
40 menit.
Namun, biasanya tidur siang para pilot ini rata-rata 26 menit.
Manfaat tidur siang bergiliran ini meningkatkan performa mereka hingga 34% dan
kewaspasaan naik hingga 54%.
Menurut Dr Mark Rosekind, kepala peneliti dari Alertness
Solution yang juga anggota NSF, efek tidur siang itu akan langsung terasa
manfaatnya dalam 2-3 jam ke depan. Bagi yang tidak terbiasa memejamkan mata dan
terlelap siang bolong, mulailah dengan tidur terlentang dan ciptakan suasana
senyaman mungkin.
Tiap orang mempunyai kebiasaan ‘persiapan’ tidur yang berlainan,
barangkali memeluk guling, berselimut atau mendengarkan musik lembut dan
mengisi perut terlebih dahulu. Jika sudah terbiasa, umumnya akan lebih mudah
memejamkan mata dan langsung pulas.
Hal penting yang harus dipersiapkan selepas tidur siang, apalagi
jika dilakukan disela-sela pekerjaan rutin adalah apa yang dinamakan Sleep
anertia, yakni rasa grogi dan disorientasi.
Cara mengatasinya disarankan untuk berdiam beberapa menit,
membasuh muka, minum air putih atau berjalan kaki. Selanjutnya bisa kembali
bekerja dan rasakan khasiat dari terlelap 10-20 menit itu.
Usahakan agar tidur siang tidak terganggu, sebab jika terpotong
tiba-tiba, sama sekali tidak ada manfaatnya. Justru pada sebagian orang
menimbulkan rasa pening.
Perlu diingat pula bahwa tidur siang tidak dianjurkan melebihi 30
menit, karena akan mengarah ke fase yang sangat lelap yang akibatnya akan
mempersulit tidur malam.
Kebiasaan tidur siang teratur sama pentingnya dengan tidur
malam. Sebab jika dilakukan secara acak semisal dua atau tiga kali dalam
seminggu, barangkali bisa menimbulkan rasa nyaman sementara, namun sebenarnya
tidak baik bagi tubuh. Karena merusak ritme circadian.
“Jika seseorang cukup tidur malam, maka tidak akan pernah merasa
lelah di siang hari. Namun jika sering mengantuk selepas makan siang, bisa dipastikan
yang bersangkutan kurang tidur. Jadi jangan malu untuk tidur siang,” kata
Profesor James Maas dari Fakultas Psikologi Cornell University.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar